Kamis, 16 Februari 2012

E-learning dengan Video Conference dan V-con

Perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah, tepatnya di American Corner lantai 2, Hari ini kami memulai Sesi 1 Kuliah Umum tentang HIV-AIDS yang diadakan oleh UNESCO, KPA, UNAIDS bekerjasama dengan UI dan beberapa Universitas lain yang tersebar di seluruh Indonesia. Universitas itu antara lain: UGM, UNAIR, Unpad, Undip, UIN Syahid, Gunadarma, Binus, Unand, Unsri, UKI, dan masih banyak lagi. Seperti judulnya, kuliah ini menggunakan Video conference yang diadakan di UI dan dapat disaksikan di berbagai Universitas diatas dalam waktu yang bersamaan, tujuannya adalah agar informasi yang tersampaikan lengkap dan dapat di sampaikan selanjutnya oleh orang sekitar. Karena hasil penilitian dari pihak UNESCO bahwa penyebaran informasi HIV-AIDS secara efektif adalah disampaikan oleh generasi Muda. Faktanya banyak orang tua murid yang menginginkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan tentang kesehatan reproduksi yang cukup di sekolahnya. sedangkan, banyak dari anak murid yang enggan mendengarkan gurunya saat menjelaskan hal-hal yang menurut mereka masih 'tabu' untuk diperbincangkan. Miskomunikasi ini lah yang hendak diperbaiki, agar masyarakat dapat mengetahui informasi mengenai HIV-AIDS secara benar.

Disini kami dijelaskan tentang dua tujuan penyampaian materi. Pertama agar kita pribadi dapat mencegah virus tersebut untuk diri sendiri dan orang-orang terdekeat. Kedua memnuntut kepedulian kita untuk membantu teman-teman atau khususnya anak-anak di luar sana agar mendapatkan pemahaman ttg HIV yang lengkap. Sejalan dengan Millenium Development Goals (MDGs) pada tujuan 6 menyebutkan mengenai upaya memerangi HIV/AIDS. Salah satu upaya yang efektif, komprehensif, cepat, dan terkoordinasi adalah melalui penggunaan media komunikasi pembelajaran materi HIV dan AIDS secara jarak jauh (distance e-learning) bagi generasi muda khususnya saat ini bagi mahasiswa. Hal ini sangat penting guna mendukung program pencegahan secara nasional, menekan stigma, dan diskriminasi, sekaligus meningkatkan lingkungan yang kondusif.

Di sesi 1 Kami mendapatkan materi "Why Talk About HIV and AIDS" yang dibawakan oleh Pak Ahmed Afzal dari UNESCO.  Mengapa pencegahan HIV dan AIDS ini penting? karena biaya pengobatannya sangat mahal, maka untuk lebih hematnya kita harus lebih optimal dalam prevention. Faktanya di Indonesia sudah 30 juta orang yang mati karena AIDS. Harapan dari program ini adalah pada tahun 2014 informasi tentang HIV dan AIDS ini bisa tersebar di Masyarakat Indonesia sehingga dapat mencapat MDG's hingga 95%, dari saat ini hanya 19% yang telah tercapai. Menurut Bapak Ahmed cara pencegahannya ada 5:
1. Condom Use
2. Circumcision
3. One partner
4. Routine Test
5. Mengubah kebiasaan buruk
Dan yang paling terpenting dalam penyebaran ini adalah menekan stigma masyarakat terhadap HIV dengan mengetahui asal-usul penyakitnya sehingga menimbulkan pencegahan dari diri sendiri untuk mendekati hal-hal yang menyebabkan timbulnya virus itu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa informasi ini tidak dapat berarti apa-apa jika tidak ada tindakan aktif dari para informan yang telah mengetahuinya.

Di sesi 2Kami mendapat materi dari Ibu Nafsiah tentang "Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda". HIV & AIDS adalah 2 tahap dari 1 penyakit dengan virus yang menjangkit tubuh adalah HIV dan setelah mengalami proses lebih lanjut sehingga CD4 penderita kurang dari 250 baru penderita dapat dikatakan terkena penyakit AIDS. Dan pada tahap HIV, penderita tidak ada bedanya statusnya oleh penderita penyakit lain seperti diabetes dan Hepatitis C. Permasalahan yang masih jadi penilitian kita bersama adalah mengapa proses menuju tahap AIDS dari HIV pada kasus di Indonesia sangatlah cepat. "Virus HIV TIDAK MUDAH menular, cara penularanya TERBATAS!! BISA dicegah. tetapi sekali ketularan BISA menularkan seumur hidup." kata perwakilan dari Komisi Penanggulangan AIDS Nasional ini (KPAN). Dari data yang diberikan dapat dilihat bahwa ada 3,1 juta pria yang "membeli" sex. dan dari 3,1 juta itu ada 230.000 yang menggunakan narkoba jarus suntik yang bergantian, 800.000 orang yang melakukan sex dengan laki-laki, bahkan waria. dan 230.000 Lain, wanita yang menjadi PSK. Ibu Nafsiah membagi pencegahan pada HIV dan AIDS ini pada 3 ranah:
1. Yang berprilaku sehat: Untuk anak-anak dan semua orang yang tidak terkena penyakit HIV dan AIDS agar dapat meningkatkan pendidikan agama, kesehatan reproduksi dan keterampilan hidup, serta belajar mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat.

2. Yang Berisiko: Bagi suami dan isti yang mengetahui salah satunya telah memiliki HIV. Sehingga jika berhubungan dapat terjadi penulara. sehingga cara mencegah penularanya adalah dengan meningkatkan pendidikan terhadap penyakit ini, pemeriksaan kesehatan ontensif dan penggunaan kondom.

3. Yang terlanjur sudah terinfeksi: Bagi semua orang yang telah mengetahui bahwa dirinya memiliki virus HIV. Sebagaimana yang kita tahu bahwa jika seseorang terjangkit virus HIV tidak tampak bahwa ia sedang sakit dan tidak dibutuhkan obat untuk menanggulanginya. sehingga solusinya adalah:
1. HEALTH
2. DIGNITY
3. POSITIF
4. Psyco-Social support

Terakhir:
MOTTO: KESEHATANKU: Hartaku, Milikku dan Tanggung jawabku!!
You only have ONE LIFE, Love it!!!

Hari ini banyak hal yang dapat saya simpulkan, tapi yang terpenting adalah pengetahuan untuk semua orang bahwa kondom dibuat bukan untuk meningkatkan free sex style, tapi untuk menanggulangi meningkatnya ODHA (Orang dengan HIV & AIDS) di Indonesia. sehingga yang harus kita evaluasi bersama adalah cara penyampaian pesan pada iklan produk-produk kondom sendiri yang tersirat jelas melegalkan budaya barat di Indonesia. Tugas kita adalah menyampaikan informasi penting ini pada orang terdekat dan banyak orang di seluruh dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar