Senin, 30 April 2012

Happiness in Silence

30 April. Tepat dimana 20 tahun yang lalu aku dilahirkan oleh seseorang wanita hebat yang biasa ku panggil "mamah". Ketika dulu aku masih kecil, betapa banyak beban berat yang harus beliau lewati. Aku dengan penyakit flek ketika lahir, menyebabkan tak hentinya mamah memberikan obat flek selama 6 bulan. Mungkin aku tak pernah sekalipun merasa melewati hal itu, tapi tidak dengan mamah. Mamah selalu mengingat kejadian buruk itu, dan terus berharap aku bisa tumbuh menjadi anak yang normal nantinya. Walaupun aku tidak merasakan ASInya lebih dari 6 bulan, tapi aku tidak pernah merasakan kejauhan antara batinku dan batinnya.

Aku beranjak begitu cepat, hingga tak terasa aku harus berpisah dengan mereka. Aku dimasukkan ke dalam pesantren. Saat itu aku merasa sangat sedih, tak ada bayangku untuk tidak melihat wajah kedua orangtuaku 1x24 jam, tapi ini tandanya aku harus menahan rinduku selama berbulan-bulan hingga datang liburan selanjutnya.Tapi ternyata kemanjaan itu cepat berlalu, setelah aku mengenal teman-temanku.

Aku mulai beranjak remaja dan semakin terbiasa hidup bersama teman-temanku. Tapi di masa itulah, aku membutuhkan kasih sayang lebih dari kedua orang tuaku, karena disaat bertukar cerita dengan teman-temanku, perlahan aku merasakan iri karena tak pernah merasa disayang orang tuaku seperti yang mereka ceritakan. Hingga saat aku liburan, sempat aku menagihnya pada kedua orangtuaku. bahkan hal di masa lalu saat aku tak dibacakan adzan saat lahirpun, tetap aku tagih pada ayahku. Saat itu yang kurasakan hanya memiliki keluarga yang hampa tanpa rasa kasih sayang. Walau ku tahu, sapaan cinta mereka selalu menghampiriku, tapi rasanya selalu tak sesuai dengan apa yang kuharapkan.

Masa kelamku  yang dikuasai fikiran negatif itu akhirnya berakhir dengan manis. Hari demi hari bersama mereka  (keluargaku), aku semakin yakin bahwa akulah orang yang selama ini beruntung memiliki mereka. Walaupun ayahku bukan seorang president, ibu ku bukan seorang dosen yang berpendidikan, bahkan kaka2ku  sedang dalam proses menggapai kesuksesan, aku tak pernah keberatan memiliki mereka. Karena bersama mereka orang-orang yang lebih dulu menjalani hidup, banyak hal yang bisa ku dapat. Pelajaran mengenai hidup, pelajaran menghadapi sikap setiap orang, dan pelajaran tentang tata krama yang jarang di dapat di pendidikan formal.

Kini, diusia yang branjak kepala dua. Aku sadar bahwa kebahagiaan itu bukan suatu hal yang harus dipaksakan, tapi kebahagiaan itu harus diciptakan. Dengan rasa syukur dan penuh kepasrahan, rasa itu lahir dengan penuh keikhlasan, dimanapun adanya. Tak perlu mengharapkan 10 hadiah seperti targetku di tahun 2012, tapi dengan do'a semua orang-orang disekitar kita, itu sudah cukup menjadi hadiah yang lebih indah dari sebuah barang. Aku memang sengaja menyembunyikan tanggal lahirku, karena aku ingin melihat siapa teman-teman yang memang begitu perhatian denganku. Terimakasih untuk seluruh keluargaku, yang selalu menjadi orang pertama yang memberi ucapan itu, walau bukan sebuah kewajiban ataupun sunah, tapi ucapan itu sedikit menjadi ucapan permulaan muhasabah dan terus memperbaiki diri untukku pribadi..

Tapi semua ini, bukan berarti teman-teman yang lain, tidak peduli, bahkan sengaja melupakan hari ini, yang paling penting adalah, ada wajah dan namaku di setiap do'a robitoh mereka.. terimakasih untuk semua teman-teman yang selalu memberikan warna dalam hidupku. Aku selalu bahagia bersama kalian semua. biarkan hari ini menjadi hari yang spesial untukku pribadi, hari dimana mulai kutancapkan target-terget hidupku selanjutnya. Dewasa bukanlah suatu proses, tapi dewasa adalah pilihan. Maka aku akan belajar menjadi orang yang semakin dewasa dalam menghadapi setiap masalah.. Terimakasih Allah, karena masih memberikan aku kesempatan untuk hidup hingga hari ini..^^

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam : 33)

Jumat, 27 April 2012

Setengah Isi, Setengah kosong

Setengah Isi, setengah kosong...

Jika dilihat sekilas, gelas disebelah ini tak bermakna. Hanya sebuah gelas yang berisikan air. Untuk seseorang yang sedang haus pun, rasanya jumlah itu terlalu sedikit untuk mengobati dahaga. Gelas bening dengan air yang juga transparan di dalamnya. Apa maksud dari semua ini?

Setengah Isi, setengah kosong.. Perlahan, ikutilah cara pandangku sejenak kawan. "Setengah Isi" adalah sudut pandang seseorang positif melihat gambar disamping. Dengan melihatnya dari sisi terisinya maka kita akan yakin bahwa gelas itu akan selalu siap diisi agar menjadi penuh. Namun " Setengah kosong" merupakan pandangan dari perseptif orang-orang negatif, dimana mereka melihat gelas itu kosong setengah, dan semakin lama akan semakin kosong.Padahal, pahamilah kawan.. Gelas itu sebenarnya terisi penuh. Setengah terisi air dan setengah terisi udara.

Hal tersebut dapat menjadi filosofi kita menghadapi kehidupan. Selalu ada saat dimana semua tak selamanya sesuai dengan apa yang kita inginkan. Menghadapi orang-orang yang berbeda, dengan cara yang berbeda sebenarnya menjadi salah satu proses dari kedewasaan. Tapi terkadang hal itu selalu membuat kita terpenuhi oleh fikiran negatif. Padahal positif yang merajai keadaan itu, tapi itulah kejamnya sisi negatif, sedikit tapi terasa kuat. Seperti kain putih, jika ada setitik tinta menodai, terlihat sekali kejelekkanya. Jangan biarkan tinta itu melebarkan atau membesarkan nodanya di kain putih kita, tapi cukup biarkan setitik itu menjadi satu titik yang statis, bahkan hilang perlahan karena menguap.

Cara pandang yang positif akan sangat mempengaruhi efektifitas kerja, bahkan seluruh gerak hidup kita. Melalui cara pandang demikian, secara tidak langsung akan mempengaruhi bagaimana kualitas hidup dan nilai hidup yang dimiliki. itulah sebabnya mereka yang mempunyai cara pandang positif akan memiliki Willingness to do more ( keinginan untuk melakukan lebih dari yang diminta ) dan memiliki watak pekerja yang cerdas ( smart worker ). Individu yang memiliki cara pandang yang positif, secara pribadi juga akan mampu memetakan kompetensi dan minatnya sehingga dia akan tahu dimana dan bagaimana dia berkembang. Orang yang memiliki cara pandang positif pada umumnya meyakini bahwa menyelesaikan pekerjaan adalah the way of life ( cara hidup ) bukan how to life ( bagaimana hidup ).

Jadi apalagi yang kita tunggu, Fokuslah dengan apa yang harus kita kerjakan sekarang. Optimalkan fikiran positif kita, agar semua kemudahan yang menyertai pelaksanaannya. Kembali melihat semua masalah dari berbagai sudut pandang, agar kita dapat lebih mudah menerimanya untuk kemudian mengetahui apa yang harus kita kerjakan. La Yukallifullahu nafsan illa wus'aha.. (Allah tak akan memberikan cobaan, jika kau tak mampu untuk memikulnya...).. Fighting!!!

Berpikir lebih luas dengan cara melihat sesuatu dari berbagai aspek sudut pandang akan membuat kita lebih cerdas, lebih jeli, lebih terbuka terhadap peluang, dan memiliki motivasi diri yang lebih baik. Manfaatkanlah pikiran kita, jangan hanya sia-siakan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Ini adalah salah satu cara bersyukur kita, yaitu mengoptimalkan pikiran kita.

Original From : http://blogfansite.blogspot.com/2012/02/setengah-isi-atau-setengah-kosong.html
Copyright Blog Fans Site (Cheats, Hacks, and News ) - All Rights Reserved
Berpikir lebih luas dengan cara melihat sesuatu dari berbagai aspek sudut pandang akan membuat kita lebih cerdas, lebih jeli, lebih terbuka terhadap peluang, dan memiliki motivasi diri yang lebih baik. Manfaatkanlah pikiran kita, jangan hanya sia-siakan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Ini adalah salah satu cara bersyukur kita, yaitu mengoptimalkan pikiran kita.

Original From : http://blogfansite.blogspot.com/2012/02/setengah-isi-atau-setengah-kosong.html
Copyright Blog Fans Site (Cheats, Hacks, and News ) - All Rights Reserved

Berpikir lebih luas dengan cara melihat sesuatu dari berbagai aspek sudut pandang akan membuat kita lebih cerdas, lebih jeli, lebih terbuka terhadap peluang, dan memiliki motivasi diri yang lebih baik. Manfaatkanlah pikiran kita, jangan hanya sia-siakan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Ini adalah salah satu cara bersyukur kita, yaitu mengoptimalkan pikiran kita.

Original From : http://blogfansite.blogspot.com/2012/02/setengah-isi-atau-setengah-kosong.html
Copyright Blog Fans Site (Cheats, Hacks, and News ) - All Rights Reserved
Rasulullahpun telah membuktikan lewat perang Badar dimana kaum Muslimin yang 350 orang dapat mengalahkan kekuatan 1.000 musuh. Menurut logika manusia, ketika kita memandang dari sisi kosong, kita akan berfikir itu tidak akan mungkin menang. 1:3 orang, artinya jika ingin menang 1 pasukan muslimin harus menghadapi 3 orang kaum musyrikin. Namun, itulah logika Allah, ketika sebuah keteguhan dan keyakinan akan pertolongan Allah telah memenuhi segenap isi hati, Semua hal itu terjadi. Kaum Muslimin menang.

Berbeda dengan Perang Uhud yang ternyata Kaum Muslimin berjumlah lebih banyak dari perang Badar. Ketika para sahabat mayoritas lebih memilih perang di luar kota Madinah, sedangkan Rasulullah lebih suka perang di dalam kota, Rasulullah tetap menerima hasil keputusan syuro (rapat) tersebut. Namun, banyaknya pasukan tidak menentukan bahwa kemenangan pasti akan dijemput. Kesolidan TIM yang ternodai, karena ketidak patuhan dari segelintir pasukan yang lebih memilih turun dari tempat mereka berdiri dan ikut berhambur mengambil harta ghonimah. Hal tersebut membuat para muslimn lupa akan tujuan semula, dan lupa untuk terus mengikuti jejak musuh. Perang ini merupakan perang yang akan terus diingat sepanjang masa, perang yang luar biasa hebat dan sangat heroic. Menjadi pelajaran dan untuk diambil hikmah oleh setiap muslimin dalam membentuk satu kesatuan TIM. 

Maka, Kuantitas yang banyak belum tentu diiringi dengan kualitas yang optimal kawan. Sehingga berapa banyakpun TIM kita, yang paling penting adalah bagaimana sikap kita di dalam TIM, bukan sikap dia atau mereka. Kesolidan harus diiringi dengan komitmen dan kepercayaan yang menjadi fondasinya. Teruslah bergerak dan berjuang karena Allah, hingga semua perjuangan ini bisa menjadi Hujjah (bukti) di Yaumil akhir, yang menolong kita, untuk menjadi pemberat di timbangan amal ibadah. Semoga kita bertemu di syurgaNya kelak.. Aamiin
Berpikir lebih luas dengan cara melihat sesuatu dari berbagai aspek sudut pandang akan membuat kita lebih cerdas, lebih jeli, lebih terbuka terhadap peluang, dan memiliki motivasi diri yang lebih baik. Manfaatkanlah pikiran kita, jangan hanya sia-siakan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Ini adalah salah satu cara bersyukur kita, yaitu mengoptimalkan pikiran kita.

Original From : http://blogfansite.blogspot.com/2012/02/setengah-isi-atau-setengah-kosong.html
Copyright Blog Fans Site (Cheats, Hacks, and News ) - All Rights Reserved

Selasa, 17 April 2012

#Masalah Hati part 3


Bagaimana kabar hati hari ini? Semoga selalu cinta pada Allah dan RasulNya yang memenuhi ruangan hatimu. Karena cinta yang hakiki adalah cinta yang mengutamakan perasaan kita pada Allah diatas segalanya. Tanpa membuatNya marah dan cemburu akan perhatianmu yang dikuasai oleh cinta semu lainnya. Kata al-hub dan al-mawaddah adalah kata yang sangat dalam artinya ketika mengungkapkan ciri-ciri cinta yang positif dan sesuai syari’ah. Boleh jadi cinta juga diartikan atau didefinisikan sebagai hubungan indah dan istimewa antara seseorang dengan yang dicintainya, baik manusia maupun selain manusia. Dengan selain manusia ini, maksudnya hubungan khusus serta penuh cinta dengan Penciptanya, sebagaimana diungkapkan di dalam al-qur’an berikut:
“…Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.”. (QS. Al-Maa’idah:54)
                Cinta pada Allah ini menempati tahap paling awal dan paling pokok bagi seorang muslim. Cinta kepada Allah adalah hubungan yang terbentuk dari berbagai macam cinta. Bukti paling nyata bahwa seorang hamba mecintai Khaliqnya adalah taat atas segala perintah-Nya, ikhlas dalam menjalankan perintah tesebut, dan berusaha sebaik mungkin melaksanakannya. Karena merealisasikan makna cinta dengan cara ini lah yang akan eningkatkan derajat perilaku seseorang, sehingga setiap ucapan dan perbuatannya merupakan bentuk ketaatan terhadap Rabbnya.
                “Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah” (QS. Al-Baqarah:165)
                Menurut penulis buku “Cinta dan Keindahan dalam Islam”, Mahmud Muhammad An Naku’, cinta yang membuahkan hasil adalah cinta yang diupayakan seorang muslim melalui ilmu, kesungguhan, dan kesabarannya atas segala derita hidup. Dengan demikian kita dapat menjadi hamba yang pandai bersyukur serta cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena memulai semuanya dengan rasa cinta membuat kita mengetahui  tujuan yang dapat kita rencanakan untuk terus memperbaiki rasa itu.
                “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon cinta-Mu dan memohon amal yang menyampaikan aku pada cinta-Mu serta cinta orang-orang yang mencintai-Mu. Ya Allah, jadikan pula cintaku kepadaMu lebih dari cintaku kepada diriku sendiri, keluargaku, dan dari air yang segar (saat sangat dibutuhkan)”.
                Di bagian 3 ini, saya ingin mengarahkan kepada temen-temen untuk menilai kata CINTA dari sisi yang lebih menakjubkan dan tidak seperti biasanya. Cinta yang dengan hadirnya rasa itu, kehidupan kita akan merasa lebih baik, dan insya Allah mendapat akhir yang baik pula karena cinta diarahkan untuk suatu hal  yang paling Indah. Cinta seorang hamba pada Rabnya. Cinta yang membuat kita selalu rindu akan bertaqarrub (berdekatan) dengan Allah. Cinta yang membuat rindu ingin berjumpa dengan Sang Pencipta, dan yang mendapatkan kesempatan itu hanyalah orang yang mendapat dedikat beriman kepada Allah.
                Maka untuk menggapai tujuan mulia itu, kita harus menjadi lebih baik tiap harinya, berusaha menjadi orang yang beriman dengan menjadi hambaNya yang bertaqwa (menjalankan perintahNya dan menjauhi LarangaNya). Dengan timbul rasa cinta pula, akhirnya setiap langkah kita dapat bernilai ibadah karena diniatkan hanya untuk Sang Pengasih. Amin.

Selasa, 03 April 2012

#Cerpen Kelima


Makna Cinta yang Mempesona
Oleh: Yusna Fadliyyah Apriyanti
            “Sudah tiga tahun lamanya kita bersama, di hari jadi kita ini, bersediakah engkau menikahiku?”. Tanya Tania dengan mantap saat ditelepon. Entah apa yang membuatnya terburu-buru menanyakan hal ini pada Arga kekasihnya. Baru saja satu bulan setelah mereka lulus SMA dan masuk universitas yang berbeda.
            “Kau meragukan kesetianku Nia?”.Tanya Arga yang dibuat bingung oleh pertanyaanya. Baru tadi siang mereka merayakan hari jadi mereka. Tiba-tiba Tania menguraikan kebahagiaan itu dengan tawaran yang tidak mudah ia terima.
            “Aku hanya ingin masih melihat masa depan, tapi detik ini semua kutawarkan dengan segala asa kepadamu. Aku hanya manusia lemah dengan segala kekurangan. Tak ingin melaknati penciptaan diri, tapi inilah yang terjadi. Aku tunggu jawabanmu setelah tiga hari”. Tania menutup telepon dengan segera. Perlahan matanya mulai meleleh, semua kegelisahan seakan hadir menemani ungkapannya tadi. Allah telah merencanakan semua yang tak mampu ia tolak, perlahan tapi pasti. Semua sesak di dada akhirnya keluar sudah, walau tak janjikan penyelesaian akan luka yang saat ini terbalut mendalam.
***
            Walau bingung, Arga tetap pada keteguhannya untuk tidak menikah di usia dini. Bayangkan, baru saja ia mendapatkan cita-cita terbesarnya menjadi Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tak segampang itu meruntuhkan semua cita-citanya dengan memenuhi keinginan Tania. Baginya permintaan itu suatu hal yang tidak berlandaskan. Walau sentuhan rasa kesedihan itu tersampaikan, tapi semua itu tertolak dengan logikanya yang mendambakan kesuksesan yang tinggi.
Tania melewati tiga hari dengan pengharapan yang tak kunjung datang. Baginya mudah saja menjelaskan alasannya, tapi tidak untuk orang yang diyakini benar-benar mencintainya. Kini sudah dua malam setelah tawaran itu terucap ia bermunajat dengan Robbnya. Ada secercah harapan yang ia pinta, mendapatkan jawaban atas masalahnya selama ini. Ia yakin seseorang yang sudah 3 tahun mengisi hari-harinya akan datang dan menerima tawarannya itu di esok hari. karena itulah satu-satunya jawaban atas beban yang menungganginya saat ini.
***
            Setelah dua bulan tidak berkomunikasi, tiba-tiba facebook dihebohkan dengan undangan pernikahan Tania. Yah, secepat itu Tania memilih menikah dengan orang lain tanpa sedikitpun meminta izin pada Arga. Kehebohan itu diperkuat dengan datangnya surat undangan di rumahnya. Rasanya semua itu hanya mimpi. Banyak orang yang heran dengan tindakan kilat Tania, apalagi saat di SMA mereka termasuk pasangan serasi yang selalu dibicarakan dimana-mana, karena paras mereka yang tampan dan jelita.
            “Ga, beneran Tania mau nikah?”
            “Ga, lo kok cepet banget putus sama dia?”
            “Gila lo sob, Tania bisa selingkuh di belakang lo?”.
            “Kenapa bisa begini bro? lo g pernah cerita kalau udah putus sama Tania, kalau bilang kan, bisa jadi nama gue yang di undangan”.
            Semua testimoni menghujani mereka, tapi tak ada satupun dari mereka berdua yang menjawab kebingungan semua orang. Arga-pun kaget dibuatnya, bukan ini yang dia harapkan. Dia masih mencintai Tania, dan berhenti menghubunginya sementara karena ingin Tania sadar kalau mereka masih terlalu muda untuk menikah. Berita ini seakan menghancurkan perasaannya, menukik tajam kedalam relung hatinya, dan membuat angannya kembali ke tiga tahun kebersamaan bersama Tania. Mengingat janji-janji yang sudah terlanjur ia lontarkan, dan unkapan niat ingin menikahi Tania setelah menjadi seorang dokter. Mengapa Tania begitu ceroboh menerka perasaan Arga? Arga masih sangat mencintai Tania. Tiga tahun yang tak bisa dengan mudah ia lupakan. Kenangan suka duka bersama, saling mengenal bagai pasangan yang memang sudah disatukan Tuhan.
***
Sore itu, di teras rumah Tania, Ghina sedang duduk menunggu Tania dengan menerka-nerka. Ghina adik perempuan Arga yang hanya berbeda satu tahun dengan Tania.
“Kak Tania, katakan padaku kalau berita itu bohong”. Ghina merampas tangan Tania terburu dan menggenggamnya erat meminta pengakuan. Tania tak bisa menahan buliran air mata yang sesak ia tahan sejak mengetahui kedatangan Ghina. Ghina memang sudah seperti adik kandungnya sendiri. Sulit rasanya jika harus mengulang perasaan masa lalu lagi saat sedang ia coba mengubur rasa.
“Maafkan aku Ghina. Aku tidak bisa berbohong padamu”. Deras sudah air mata mengalir dari keduanya.
“Ia, tapi kenapa kak?”. Ghina kembali menatap lekat Tania, padahal sudah sejak tadi Tania enggan memandang mata itu.
“Suatu hari kau akan tahu, semua ini keputusanku dan kakakmu. Kita berdua. Aku hanya ingin kau tahu Ghina, walau akhirnya aku tidak bersanding dengan kakakmu, jangan pernah menganggapku orang lain. Karena aku akan selalu menjadi kakak perempuanmu”. Tania memeluk erat Ghina. Memang keduanya dekat semenjak Arga menjadi pacar Tania, tapi tidak semudah itu memutuskan tali silaturahmi diantara mereka setelah Tania menikah dengan orang lain nantinya.
***
12 Desember 2012, Akhirnya Tania sah menjadi istri Umar, lelaki yang dipilihnya melewati jalan ta’aruf yang ditawarkan oleh kakak pembimbingnya. Tidak membutuhkan waktu lama untuk mengenalnya. Karena di ta’aruf tidak butuh banyak pertanyaan yang diajukan. Cukup yang penting dan kembali menyerahkan semua hasilnya pada Allah. Karena Allah lah yang memberikan ketetapan hati pada Tania. Dengan tulus ikhlas sebulan selama penantian selalu ia isi dengan siraman rohani dalam lingkaran ukhuwah. Saudara-saudara yang dengan sabar menuntunnya kembali ke jalan kebenaran. Mengenal lebih dekat dengan Penciptanya. Mengajarinya mengenakan penutup kepala hingga mencapai ketenangan hati. Dengan satu kakak pembimbing yang diakui sudah mumpuni dalam masalah Syariat Islam walau tidak menentang keterbatasannya sebagai manusia biasa. Semua masalah yang ia alami, ia sampaikah juga dan selalu disambut dengan bantuan solusi-solusi yang tak sekedar simpati. Mereka orang-orang yang selama ini menemani Tania dalam meneguhkan iman dan kembali menyerahkan semua masalahnya pada Allah. Hingga akhirnya lewat jalur itulah ia berkenalan dengan Umar.
Lelaki baik yang menerima Tania apa adanya. Ia tak melihat dari perangai karena mereka tetap dipertemukan dalam hijab diantara keduanya. Hanya berbekal biodata dan keyakinan kepada Allah, ia meyakini Tania sebagai jodohnya, setelah melewati proses ta’aruf, nadzar dan akhirnya meng-khitbah-nya. Menanyakan banyak hal tentang Tania melewati teman dekatnya, tidak langsung bertanya. Menghormati Tania dengan segela kerendahan diri. Umar tidak pernah mempermasalahkan masa lalu Tania yang kelam.
Dan terbukti, ternyata lewat jalan ini Tania mendapatkan kebahagiaan yang hakiki. Ia bersyukur masih diberikan kesempatan untuk mendapat hidayah dari-Nya. Tania berusaha menjadi istri yang baik bagi Umar. Tania tetap menjalani kuliahnya dan Umar mengambil magisternya sambil menyambi kerja lain dan menulis.
Setahun kemudian mereka berdua dikaruniai seorang anak perempuan yang manis sebagai syarat Tania terbebas dari belenggu penyakit yang selama ini menungganginya. Semuanya pun kembali normal. “Aku hanya memintanya mengeluarkan ganasnya monster itu dalam rahimku, namun ia lebih memilih dirinya sendiri. Memang inilah jalan hidayahku, terimakasih ya Allah” bisiknya dalam hati. Menciumi buah hati yang menjadi penyelamat hidupnya, setelah memberikan kurma yang sudah ia gigit dibawah lidah si bayi. Umarpun memberi nama anak itu As-Syifa. Karena kehadiranya menyelamatkan insan yang lain.
***
            Sementara itu, Arga menjalani hari-harinya dengan luka mendalam di masa lalu. Kebingungan dan kebodohannya akan keguguhan logika yang sangat menyakitkan. Walau tetap menjalani hidup dalam pengharapan jawaban atas kerikil keniscayaan. Sapaan rasa dan dambaan ekspresi yang tak lagi akan ia miliki. “Apa salahku ya Allah?”Tiba-tiba pertanyaan itu muncul dalam relung kehampaan hati.
            “Kak, ini surat dari kak Tania”. Ghina menghamburkan lamunan Arga.
            “Kenapa baru sekarang kau serahkan ini padaku Ghin?”. Tanya Arga, segera mengambil surat itu dari tangan Ghina dan membacanya.

Assalamu’alaikum wr. wb
            Teruntuk Arga yang telah memberikan pelangi di hari-hariku yang kelam.
            Mungkin selama ini kau bingung dengan keputusanku yang terburu-buru. Atau kau benar-benar menghindariku karena kau ternyata tak seberani yang kubayangkan. Terimakasih atas cinta yang selama ini kau beri. Aku tahu dan aku percaya semua itu asli. Tapi menurutku antara orang berhasil dan gagal hanya ada satu yang membedakan, yaitu keberanian. Masih ingatkah kata-kata terakhirku saat dahulu aku memintamu menikahiku?
“Aku hanya ingin masih melihat masa depan, tapi detik ini semua kutawarkan dengan segala asa kepadamu. Aku hanya manusia lemah dengan segala kekurangan. Tak ingin melaknati penciptaan diri, tapi inilah yang terjadi”
Kau tahu kenapa aku berkata seperti itu ga? Aku sedang menderita kista. Dan dokter menyuruhku untuk segera menikah dan melahirkan seorang bayi agar tumor itu bisa keluar bersama dengan bayi yang akan ku lahirkan nantinya. Aku memikul itu sendiri di usiaku yang belum mencapai 20 tahun. Saat itu hanya kau yang bisa kuharapkan. Disaat 3 hari penantian kau tak kunjung memberi kabar, aku mulai gelisah dan pasrah pada Allah. Aku tahu perasaanmu yang bingung, tapi inilah keputusanku ga. Maafkan aku yang tidak bisa menjelaskan ini sebelumnya.
Saat ini aku sudah bahagia dengan jodoh yang diberikan Allah padaku. Semoga kau bisa menerima semua ini dan Semoga Allah mempertemukanmu dengan orang lain yang lebih baik dariku. Aku hanya manusia biasa yang menjalankan kehidupan sesuai skenarioNya. Maafkan aku..

                                                                                                            Tania
Pecah sudah pertahanannya dalam menahan semua rasa selama ini. Hari ini semua teka-teki itu terjawab sudah. Penyesalan akan keegoisan merasuki relung-relung jiwa dalam menerima pahitnya kenyataan ini.
“Kak Tania menyuruhku memberikan surat ini saat ia sudah melahirkan anak pertamanya kak, maafkan aku”. Ghina hanya bisa menahan semua yang ia saksikan saat itu agar tidak menambah luka di hati kakaknya.
“Ia Ghina, terimakasih. Aku memang bodoh. Kapan Tania melahirkan?”. Arga mencoba menguatkan dirinya.
“Hari ini kak”. Setelah menjawab Ghina langsung pamit dan pergi agar Kak Arga tidak menyadari buliran yang sudah mulai keluar dari matanya.
***
.: Termiakasih atas surat itu, Semoga kau bahagia dengan malaikat kecil baru  yang akan menghiasi harimu. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan pada keluargamu. Do’akan aku sabar dalam menunggu bidadari yang dijanjikan Allah kepadaku:. Sms Arga terakhir untuk Tania.