Kata orang wanita selalu butuh kepastian, sedangkan aku pernah merasa tidak
membutuhkan suatu kepastian itu. Sepenggal dari masa lalu hatiku, ingin aku
ceritakan sedikit saja. Jatuh cinta merupakan hal yang sangat normal yang
dirasakan oleh setiap wanita, termasuk juga aku. Setelah acara besar di pondok yang melibatkan santri ikhwan dan akhwat semua itu berawal.
Kinerja menuntut interaksi yang intensif, sehingga aku bisa mulai mencair dan
tanpa sadar semuanya mengalir. Rasa dekat dan saling memiliki, aku tak
membutuhkan status dan apapun itu, karena saat itu menurutku sudah cukup dari
nyaman. Sosok diseberang sana justru yang sering menuntut apa status kita atau
hal lain yang sering aku abaikan. Alhamdulillah aku termasuk orang yang sangat
gengsi, jadi walau kita dekat tapi aku tak pernah menyampaikan apa sebenrnya
yang kurasakan, dan mungkin itu salah satu yang membuat ia geram dan khawatir.
Setiap langkah menjalani masa-masa itu, aku terus berfikir dan berfikir.
Aku masih memiliki banyak filter yang membuat dan mencoba menciptakan atmosfer
pertemanan saja. Puncak dari kisah ini adalah, dia yang akhirnya menuntut
sebuah kepastian tentang perasaanku. Disaat yang sama, aku mulai jenuh juga
dengan seluruh interaksi itu. Yah, aku pernah merasakan indahnya diperhatikan,
senangnya selalu memiliki teman cerita, perasaan sangat butuh pulsa banyak
untuk membalas sms, memberikan suatu hal yang special, dan lain-lain. Tapi selalu
ada satu hal yang kuat dari relung jiwaku yang membatasi setiap masa itu, yaitu
bahwa Aku tidak ingin merasakan DISAKITI, sehingga aku selalu mencoba membuat
semuanya berjalan normal selayaknya teman biasa. Satu hal yang membuatku tegar
adalah, aku meyakini bahwa “jangan pernah memberikan tempat pada hati kita, ketika
orang lain menawarkan suatu hal yang belum pasti menjadi bagian dari masa depan kita”.
Sehingga ketika puncaknya dia menuntut sebuah status karena jarak tempat
studi juga harus memisahkan kita *walaupun jujur kita tidak pernah bertemu
fisik langsung, hanya saling bertemu saat reuni atau acara angkatan, Aku
memilih untuk menghentikan semuanya, semua masa indah itu. Aku tidak mau
menjanjikan bahwa suatu saat aku akan menunggunya, aku tidak bisa memastikan
bagaimana perasaanku sebenarnya, dan aku meminta kita berdua untuk saling
menghapus kontak dan berhenti berkomunikasi bila itu merupakan suatu hal yang
tidak penting.
Awalnya aku berfikir, itu hal wajar dan harus dilakukan, dan aku siap
dengan semuanya. Namun, ternyata aku akhirnya merasakan sakit hati juga.
Ditengah semua hal indah itu hilang, aku seakan harus kembali menata hatiku
dari awal, semuanya. Tapi sisi kolerisku membantu banyak untuk
menghilangkan rasa sakitnya, aku disibukkan dengan banyak hal di kampus dan
semakin lama rasa itu semakin runtuh dan hilang juga
Dan hikmahnya, diakhir sebelum berpisah aku pernah mengatakan “Sekarang
mungkin saatnya kita saling menjaga diri dan menata hati, memperbaiki diri dan
bila waktunya nanti kita memang jodoh, pasti akan Allah pertemukan lagi”, dan
ternyata setelah 1 tahun aku tak pernah memikirnya, ada kabar dari sahabatku
didaerah yang sama, bahwa dia kembali dekat dengan seorang akhwat dan akhwat
itu merupakan salah satu temanku juga, awalnya sedikit terpukul, tapi akhirnya
aku bersyukur pada Allah, karena aku akhirnya memutuskan semuanya sebelum hal
yang lebih menyakitkan terjadi.
Poin penting dari kisah diatas adalah jangan pernah menjanjikan hal
yang tak bisa kau lakukan, dan jangan pula percaya pada janji yang kamu yakin
itu tidak bisa ditepati. Didunia cinta, tidak ada kata menanti dan menunggu,
tapi yang ada adalah memperjuangkan atau mempersilahkan. Aku bersyukur
karena dari jauh hari sudah kutepis harapan semu yang pernah muncul itu, sehingga
semoga semuanya menjadi masa lalu yang bisa menjadi pelajaran. Aku tetap
mendoakanya semoga Allah memberikan yang terbaik untuknya. Disaat tersulit itu,
kunci pamungkasnya adalah bagaimana kita selalu menata hati, apalagi khusus
kaum wanita yang mudah tersentuh dan sangat renta bila dipuja, bagaimana kita
membuat hati kita seakan boneka plastik yang bila dibasahi oleh rayuan gombal
atau janji-janji semu, semuanya tetap tidak merusakmu, karena nodanya sangat mudah
hilang ketika di usap oleh kain, dan kau tetap bisa membuatnya normal kembali.
sumber: "aku" disini tidak ingin disebut namanya :)