Rabu, 24 September 2014

Menanti Buah Hati

"Ya Allah berikanlah kepadaku dari sisiMu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau adalah pendengar permohonan (doa)." (QS. Ali Imron : 38)

Hari itu, tepat seminggu terhitung dari hari akhir masa suburku. Sudah 2 hari aku dilanda kegelisahan ketika tidur, entah mengapa badan terasa ngilu dan gemetar. Akhirnya, kuputuskan untuk mencoba testpack merek "akurat" yang sudah kubeli dari 2 bulan lalu pada suatu sepertiga malam. Penasaran bercampur kenekatan sebenarnya, dan hasilnya.. (-) negatif. Dengan kecewa dan mengutuk rasa penasaran ku tadi, akhirnya testpack tersebut aku buang ke tempat sampah. Selepas subuh, aku ceritakan apa yang meresahkanku hingga hasil dari rasa penasaranku kepada suami. Namun, seperti biasa ia membesarkan hatiku dan menjawab sambil tersenyum. 

Saat pagi tiba dan aku harus membuat sarapan, tiba-tiba rasa penasaran kembali mengusik, testpack yang telah kubuang pagi tadi, aku ambil dan ingin melihat lagi  hasilnya. Ternyata, ada 2 garis disana. Cukup terkejut aku dibuatnya. Berlari dengan membawa hasil itu dan suami menjadi tujuanku. Alhamdulillah hasilnya positif. Singkat cerita, 2 hari setelah itu dan pada hari seharusnya aku haid, aku coba kembali menggunakan testpack merek "sensitif" dan "akurat", dan hasilnya alhamdulillah positif. 

Setelah mencari informasi melalui internet, akhirnya aku memilih dr. Winur sebagai dokter kandungan tempat konsultasiku mengenai kehamilan ini. RSIA Aulia menjadi tujuanku hari Senin, setelah sebelumnya aku mendaftar melalui telepon ke (021)-7270208. Jam setengah 5 aku sudah berada disana untuk mengisi form pendaftaran pasien baru dan mendapat nomer urut 4. Alhamdulillah, jam setengah 7 namaku sudah dipanggil. Mama serta suamiku ikut serta menemani dalam kunjungan pertamaku ke dokter kandungan ini. 

Alhamdulillah dokter Winur sangat baik, penjelasanya pun memuaskan, sesuai sekali dengan dokter kandungan idamanku. Pro Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif, tidak merekomendasikan susu instan ibu hamil, menjelaskan rinci, memberikan waktu yang cukup lama untuk konsultasi dll. Ketika di USG, karena kandungan ini masih kurang dari 4 minggu perkiraanya, akhirnya dokter memilih untuk USG Transvaginal. Disana, nampak kantung kehamilan yang sudah terbentuk. Alhamdulillah, saya benar sedang hamil. Namun selanjutnya, ada berita yang agak memilukan hati. Ketika dokter mengatakan bahwa di indung telur saya terdapat kista, di kanan dan kiri. Syok dan kaget saya mendengarnya, pasalnya saya tidak pernah merasakan nyeri yang terasa sangat ketika sedang datang bulan. 

Setelah di USG, dokter akhirnya menjelaskan bahwa perkiraan beliau, kista ini adalah kista endometriosis yang harapannya tidak membesar ketika kehamilan semakin membesar. Harapannya pula, tidak perlu dilakukan operasi pengangkatan sampai bayi ini lahir dengan normal. Saya pun sangat berharap begitu. Ketika kista yang terdengar, pertama kali dalam bayangan saya adalah operasi. Alhamdulillah sampai saya berumur 22 tahun ini, saya tidak pernah mengalami sakit parah yang harus di rawat ataupun di operasi. Dahulu, ketika dokter memvonis sinusitis dan menyuruh operasi, sayapun membiarkan sendiri hingga alhamdulillah sampai detik ini tak terasa lagi sinus tersebut. Begitupula dengan kista ini, semoga Allah memberikan keajaibanNya kembali dalam memberikan kesembuhan tanpa operasi.. Aamiiin

Pesan dokter dalam menjaga kandungan dan usaha dalam mengatasi kista ini adalah menjauhi makanan instan, junk food, fast food, susu instan, bahan-bahan kimia berbahaya, meminimalisir penggunaan gel. elektromagnetik, dll. Insya Allah saya dan suami sepakat untuk saling menjaga dan berusaha mematuhi pesan dokter dalam rangka ikhtiar kami agar kehamilan ini berjalan dengan baik, dan kista ini tak perlu mengganggu. Kami sebagai manusia hanya bisa berharap dan berdo'a, namun hasilnya sungguh hanya pada Allah lah kami pasrahkan. Kami yakin, Allah akan memberikan keputusan yang terbaik, dan Allah pasti memberikan cobaan ini karena kami sanggup menanggungnya. Karena itu dengan keyakinan optimis, Usaha dan juga do'a. Semoga semua berjalan dengan baik.. Mohon do'anya kawan-kawan :)


Selasa, 17 Juni 2014

Engkau Ditakdirkan Untukku

Subhanallah walhamdulillah..
Sungguh kata syukur terus terucap dalam relung jiwaku, terus menatap masa depan bersamamu.
Detik-detik waktu yang sakral itu, terus menerus terngiang dalam benakku, mengubah suatu hal tabu menjadi ladang pahala yang berlimpah ruah. Tak pernah terbayangkan segalanya terasa sangat cepat bergulir, aku dan kamu yang dahulu hanya bisa tertunduk malu saat tatapan tak sengaja bertemu, kini berada bersama dalam waktu, rasa dan cita. Aku terus bersyukur pada Allah, karena dahulu semua ini hanya mimpi. Aku terus bersyukur pada Allah, karena semua ini ternyata butuh pengorbanan dan perjuangan yang tak mudah, namun atas izinNya, ia kokohkan terus niatan suci ini, hingga 6 bulan waktu seakan terasa cepat berlalu.

Aku dan kamu. Dahulu hanya masing-masing pribadi insan yang terus melaju mengejar masing-masing impian, tak ada yang tahu, walau dimulai dari rasa yang telah lalu, namun akhirnya bersanding dalam ikatan suci ini. Hanya merasa dan berharap seorang diri dan menyimpan segala rasa yang mulai merekah sejak 2 tahun yang lalu, pada saat awal kita bertemu.

Jodoh memang rahasia ilahi, dulunya terus kucoba tepis segala rasa, bahkan aku mulai menjauh untuk mencoba menetralkan segala kegundahan hati. Aku dan kamu, kita masing-masing sadar bahwa semua ini hanya rasa manusiawi, yang fitrah dan tak boleh di maki. sadar dengan sangat, bahwa segalanya bergantung bagaimana kita memanajemen rasa. aku terdiam dalam duniaku dan kamu juga begitu. namun, ternyata getaranya sama-sama kuat pada masing-masing kita.

ketika niat itu muncul, keseriusan mulai memaksaku untuk mengambil sikap atas segala kegundahan jiwa, aku berazam untuk mencoba maju lebih dulu. karena aku sadar, perasaan ini cukup menjadi penghalang dalam menjemput jodoh dari Allah. Aku siap dengan segala hasil yang nantinya aku dapatkan, sambil kembali berfikir siapalah diri ini. Keseriusan niat itu baru kita rasakan, ketika kita siap menerima apapun hasilnya, apakah bahagia ataupun kecewa. Ternyata disaat yang sama, Allah mengetuk pula pintu hatimu untuk juga mengambil sikap. Kau hadir lebih dulu dan dengan gagah mengutarakan maksud itu..

Sungguh Luar Biasa, bila hati memang dekat dengan Rabbul Izzazi, semua terasa begitu haru. Aku terpaku melihat pesan yang mewakili sebuah niatan suci. Semua itu hadir, seakan menjadi jawaban atas tangisan lirih dalam setiap istkharahku. Dan proses mulai bergulir perlahan tapi pasti, dengan terus menyerahkan diri pada Allah. karena semua hal ini, kami lakukan karena ingin mendapatkan Ridho dari Allah. Mengharap segalanya bisa berlaju cepat, karena bila Barakah segalanya akan mudah.

Alhamdulillah, 8 JUNI 2014, janji itu terikrar. Aku merasakan haru biru ketika sebelumnya kau penuhi permintaanku dengan mentasmi'kan surat An Najm. mengapa surat An Najm? karena didalamnya terdapat peringatan untuk terus bertawakal kepada Allah, karena apa yang kita cita-citakan setinggi langit sekalipun, tidak akan terjadi bila Allah tidak menghendaki. Dan begitu banyak malaikat yang Allah berikan syafaat namun tidak dapat berguna tanpa seizinNya. Dan apa yang telah diusahakan itu akan dinampakkan dan memperoleh pembalasan yang setimpal dan kembali kepada Allah semuanya, yang mana ketika itu munculah tertawa dan menangis akibat pembalasan tersebut, karena Allah lahyang mematikan dan menghidupkan, yang menciptakan berpasangan laki-laki dan perempuan, dan air mani tatkala dipancarkan, yang manaAllah telah menetapkan kejadian-kejadian, yang memberikan kekayaan dan kecukupan.

Tak perlu menghitung menit, karena ketika kamu berjabat tangan dengan ayahku, aku melihat betul bagaimana paras beliau yang kuat memberikan amanah selanjutnya kepadamu. karena ia tahu, ketika semua ijab dan qobul telah dibacakan, berpindah sudah tanggung jawabnya selama ini. Aku tahu, butuh proses yang sangat panjang memang, ketika diawal kau hadir dalam mengutarakan niatmu hinga hari ini. hari dimana, aku menjadi amanah untukmu. Perjalanan yang tidak mudah di depan mata harus dilalui oleh sepasang anak muda berumur 22 tahun.

saat diawal kutatap wajahmu, hatiku mulai ragu dan bertanya "Apakah aku bisa mencintainya? mencintai orang yang ada di hadapanku ini" karena aku tahu, bahwa selama ini perasaan suka itu lahir secara alamiah karena mengagumi akhlakmu. Tapi, pernahkah aku menanyakan hatiku, apakah aku bisa mencintaimu. Namun hari ini, aku ingin kembali menceritakan segalanya karena telah aku rasakan sekarang. Aku sangat mencintai Imamku, Imam yang Allah takdirkan untukku ini. Hari demi hari dalam mengenalmu, dan kamu mengenalku, aku mulai jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Tiap hari, rasa itu semakin baru, dan aku terus menerus membangun cinta bersamamu. Mensyukuri setiap nikmat yang Allah beri, karena Ia takdirkan Kau untukku. Sungguh, aku baru merasakan perbedaanya, bagaimana dahulu dalam malu aku menyimpan rasa, cukup Allah dan hatiku yang tahu, dan saat ini aku ingin mengatakan bahwa rasa itu berbeda dengan perasaan saat ini. karena saat ini, aku mencintainya dengan rasa yang lebih dari sekedar suka dahulu.. ternyata itulah nikmatnya bila kita mencintai pasangan yang ditakdirkan Allah untuk kita. Terimakasih atas segala cinta yang telah kau berikan sayang, Cinta dalam kesabaran dan kebahagiaan. Cinta yang terus mengajarkanku agar dapat dekat dengan Sang Penggenggam Hati. Sungguh aku bersyukur kau hadir dalam hidupku.

Teruntuk suamiku, imamku, belahan jiwaku yang dengan bersamanya akan kupenuhi setengah diin yang lain, aku sungguh bahagia Allah takdirkan Engkau untukku. Semoga rasa cinta ini, terus mekar dan tak akan pernah pudar sampai kita kembali dipertemukan di JannahNya. Ya Alla
h, jadikan kami pasangan dunia dan akhiratMu.. :')

Engkau Ditakdirkan Untukku

Subhanallah walhamdulillah..
Sungguh kata syukur terus terucap dalam relung jiwaku, terus menatap masa depan bersamamu.
Detik-detik waktu yang sakral itu, terus menerus terngiang dalam benakku, mengubah suatu hal tabu menjadi ladang pahala yang berlimpah ruah. Tak pernah terbayangkan segalanya terasa sangat cepat bergulir, aku dan kamu yang dahulu hanya bisa tertunduk malu saat tatapan tak sengaja bertemu, kini berada bersama dalam waktu, rasa dan cita. Aku terus bersyukur pada Allah, karena dahulu semua ini hanya mimpi. Aku terus bersyukur pada Allah, karena semua ini ternyata butuh pengorbanan dan perjuangan yang tak mudah, namun atas izinNya, ia kokohkan terus niatan suci ini, hingga 6 bulan waktu seakan terasa cepat berlalu.

Aku dan kamu. Dahulu hanya masing-masing pribadi insan yang terus melaju mengejar masing-masing impian, tak ada yang tahu, walau dimulai dari rasa yang telah lalu, namun akhirnya bersanding dalam ikatan suci ini. Hanya merasa berharap seorang diri dan menyimpan segala rasa yang mulai merekah sejak 2 tahun yang lalu, pada saat awal kita bertemu.

Jodoh memang rahasia ilahi, dulunya terus kucoba tepis segala rasa, bahkan aku mulai menjauh untuk mencoba menetralkan segala kegundahan hati. Aku dan kamu, kita masing-masing sadar bahwa semua ini hanya rasa manusiawi, yang fitrah dan tak boleh di maki. sadar dengan sangat, bahwa segalanya bergantung bagaimana kita memanajemen rasa. aku terdiam dalam duniaku dan kamu juga begitu. namun, ternyata getaranya sama-sama kuat pada masing-masing kita.

ketika niat itu muncul, keseriusan mulai memaksaku untuk mengambil sikap atas segala kegundahan jiwa, aku berazam untuk mencoba menawarkan diri lewat perantara. karena aku sadar, perasaan ini cukup menjadi penghalang dalam menjemput jodoh dari Allah. Aku siap dengan segala hasil yang nantinya aku dapatkan, sambil kembali berfikir siapalah diri ini. Karena keseriusan hati itu baru kita rasakan, ketika kita siap menerima apapun hasilnya, apakah bahagia ataupun kecewa. Ternyata disaat yang sama, Allah mengetuk pula pintu hatimu untuk juga mengambil sikap. Kau hadir lebih dulu dan dengan gagah mengutarakan maksud itu..

Sungguh Luar Biasa, bila hati memang dekat dengan Rabbul Izzazi, semua terasa begitu haru. Aku terpaku melihat sebuah surat yang mewakili semua niatan suci. Semua itu hadir, seakan menjadi jawaban atas tangisan lirih dalam setiap istkharahku. Dan proses mulai bergulir perlahan tapi pasti, dengan terus menyerahkan diri pada Allah. karena semua hal ini, kami lakukan karena ingin mendapatkan Ridho dari Allah. Mengharap segalanya bisa berlaju cepat, karena bila Barakah segalanya akan mudah.

Alhamdulillah, 8 JUNI 2014, janji itu terikrar. Aku merasakan haru biru ketika sebelumnya kau penuhi permintaanku dengan mentasmi'kan surat An Najm. mengapa surat An Najm? karena didalamnya terdapat peringatan untuk terus bertawakal kepada Allah, karena apa yang kita cita-citakan setinggi langit sekalipun, tidak akan terjadi bila Allah tidak menghendaki. Dan begitu banyak malaikat yang Allah berikan syafaat namun tidak dapat berguna tanpa seizinNya. Dan apa yang telah diusahakan itu akan dinampakkan dan memperoleh pembalasan yang setimpal dan kembali kepada Allah semuanya, yang mana ketika itu munculah tertawa dan menangis akibat pembalasan tersebut, karena Allah lahyang mematikan dan menghidupkan, yang menciptakan berpasangan laki-laki dan perempuan, dan air mani tatkala dipancarkan, yang manaAllah telah menetapkan kejadian-kejadian, yang memberikan kekayaan dan kecukupan.

Tak perlu menghitung menit, karena ketika kamu berjabat tangan dengan ayahku, aku melihat betul bagaimana paras beliau yang kuat memberikan amanah selanjutnya kepadamu. karena ia tahu, ketika semua ijab dan qobul telah dibacakan, berpindah sudah tanggung jawabnya selama ini. Aku tahu, butuh proses yang sangat panjang memang, ketika diawal kau hadir dalam mengutarakan niatmu hinga hari ini. hari dimana, aku menjadi amanah untukmu. Perjalanan yang tidak mudah di depan mata harus dilalui oleh sepasang anak muda berumur 22 tahun.

saat diawal kutatap wajahmu, hatiku mulai ragu dan bertanya "Apakah aku bisa mencintainya? mencintai orang yang ada di hadapanku ini" karena aku tahu, bahwa selama ini perasaan suka itu lahir secara alamiah karena mengagumi akhlakmu. Tapi, pernahkah aku menanyakan hatiku, apakah aku bisa mencintaimu. Namun hari ini, aku ingin kembali menceritakan segalanya karena telah aku rasakan sekarang. Aku sangat mencintai Imamku, Imam yang Allah takdirkan untukku ini. Hari demi hari dalam mengenalmu, dan kamu mengenalku, aku mulai jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Tiap hari, rasa itu semakin baru, dan aku terus menerus membangun cinta bersamamu. Mensyukuri setiap nikmat yang Allah beri, karena Ia takdirkan Kau untukku. Sungguh, aku baru merasakan perbedaanya, bagaimana dahulu dalam malu aku menyimpan rasa, cukup Allah dan hatiku yang tahu, dan saat ini aku ingin mengatakan bahwa rasa itu berbeda dengan perasaan saat ini. karena saat ini, aku mencintainya dengan rasa yang lebih dari sekedar suka dahulu.. ternyata itulah nikmatnya bila kita mencintai pasangan yang ditakdirkan Allah untuk kita. Terimakasih atas segala cinta yang telah kau berikan sayang, Cinta dalam kesabaran dan kebahagiaan. Cinta yang terus mengajarkanku agar dapat dekat dengan Sang Penggenggam Hati. Sungguh aku bersyukur kau hadir dalam hidupku.

Teruntuk suamiku, imamku, belahan jiwaku yang dengan bersamanya akan kupenuhi setengah diin yang lain, aku sungguh bahagia Allah takdirkan Engkau untukku. Semoga rasa cinta ini, terus mekar dan tak akan pernah pudar sampai kita kembali dipertemukan di JannahNya. Ya Alla
h, jadikan kami pasangan dunia dan akhiratMu.. :')

Sabtu, 25 Januari 2014

Jeda Waktu

       Lagi-lagi hariku berlalu dengan diskusi bersama mereka, berkutat mengenai masalah waktu yang tak tau kapan pangkalnya berada. Menjadi suatu sumber bahan berputarnya segala harapan-harapan baru yang inginya kucapai. Aku tahu pasti semuanya harus kulalui, namun komitmenku blum cukup meyakinkan mereka bahwa aku mampu. Semua akhirnya berputar lagi menjadi alasan baru yang seakan memperlambat segala proses ini. Terkadang membuat jemu dan mengakhiri kembali semuanya dengan diam tanpa bicara. Bagiku diam menjadi sikap yang paling tepat untuk meyakinkan mereka bahwa aku mampu. Dan kembali tentang meyakinkan sebuah kata 'mampu' pada mereka, aku tahu semua jawaban ada pada kehendakNya. Karena saat ini sebenarnya sedang berbicara tentang sebuah keikhlasan. 

       Keikhlasan yang menampakkan kefahaman terhadap setiap konsekuensi kedepannya. Keikhlasan yang tak bisa bermuara pada seseorang yang belum pantas menurut mereka menggantikan mereka. Keikhlasan dalam menyerahkan segalanya pada sebuah kata 'mampu' dalam perspektifku. Namun, semuanya selalu menjadi jeda waktu yang tetap harus dinikmati. Biarlah Allah yang Maha Membolak balikkan hati yang mengizinkan hati mereka terbuka pada batas waktu yang tepat dengan caraNya. Cara yang hanya Ia yang tahu bagaimana. CaraNya yang terkadang menjadi rahasia manis yang tak akan terlupakan. Tak perlu ragu karena aku selalu merasakannya. Cinta dari Langit pula yang membawa semuanya sampai detik ini ada. Atas seiziinNya yang dapat merencanakan setiap skenario terbaik yang pada akhirnya selalu pasti kita syukuri.
       Biarlah hari-hari menunggu sebuah keputusan itu menjadi jeda waktu bagi kita untuk meluruskan lagi niat dan mengenang kebaikan mereka, bahwa orang tua kitapun sedang berfikir tentang mengikhlaskan sekuntum bunga mawar untuk dipetik.

       Saat ini kita tidak perlu tahu mengapa kita dicintai bukan? cukuplah perasangka baiknya tentang kita menjadikan alasan kita dicintai. Sebab orang-orang yang mencintai karena Allah akan memandang cinta sebagai sebuah jalinan pengabdian dan penyemangat kebaikan. bukan keterpaksaan, apalagi sekedar roman picisan.

Tentang Niat yang harus sejernih kepasrahan dalam do'a yang penuh harap padaNya :') | Semoga semuanya berakhir Husnul Khotimah Inshaa Allah

Selasa, 07 Januari 2014

Hujan Itu Mensucikan Bumi

Adakalanya niat kita ketika hendak melakukan sesuatu masih belum bersih, kemudian Allah memberikan kasih sayang-Nya. Allah memberikan berbagai keadaan sehingga kita mensucikan niat kita. Allah menurunkan peristiwa-peristiwa sehingga kita mengetahui kekotoran niat kita yang selama ini tersembunyi dari pengetahuan kita sendiri.
 
Adakalanya niat seseorang sudah bersih, kemudian Allah menguji kesungguhan niatnya. Allah memberikan ujian, sehingga tampak apakah ia bersungguh-sungguh dengan niatnya. Sehingga tampak apakah ia tetap berpegang pada tali-Nya di saat menghadapi kesulitan. Sehingga semakin kokoh niatnya kalau ia tetap memegangi niatnya. Yang demikian ini insya-Allah akan membuat niatnya lebih dekat kepada barakah dan tidak mudah luntur oleh keadaan.

"Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati." (Q.S. Ali 'Imran: 154).

Sebagian orang ridha terhadap apa yang terjadi, sehingga Allah menambah kemuliaan dan barakahnya. Sebagian merasa kecewa kepada Allah. Sebagian lagi merasa kecewa, kemudian memperbaiki hati setelah menyadari kesalahankesalahannya. 


Adakalanya Allah mensucikan bumi dengan menurunkan hujan. Dalam hujan ada kilat dan petir. Sebelum hujan ada mendung tebal yang membuat gerah orang-orang di muka bumi. Sayangnya, seringkali kita salah sangka. Kita sering tidak bisa membedakan antara panasnya terik matahari dengan gerahnya awan tebal yang mengawali hujan penuh rahmat.
 
Pensucian niat bisa juga terjadi karena bertambahnya ilmu. Ketika seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih baik mengenai agamanya, akhirnya ia mengenali kekeruhan-kekeruhan niat yang selama ini tidak diketahuinya. Oleh karena itu, kita harus tetap mencari ilmu untuk mendapat ridho dan barakah dari Allah.

Mudah-mudahan Allah memperbaiki niat kita. Mudah-mudahan Allah melepaskan kita dari ghurur (terkelabui) atas perkara-perkara yang kita sangka niat kita, padahal hanya angan-angan yang kita jelaskan dengan akal saja.
 
Wallahu A'lam bishawab.

Mohammad Fauzil Adhim