Sabtu, 14 Desember 2013

Merapikan Kenangan



Kenangan bagiku adalah potongan-potongan kisah yang telah mewarnai hidup kita, ada yang membuat bahagia, menyenangkan, membuat selalu semangat, biasa saja dan ada juga yang sangat menyakitkan. Bagiku merapihkan kenangan, tak semudah membalikan tangan. Karena kesedihan ada melengkapi kenangan itu, dan terkadang kesedihan memenuhi separuh dari kenangan sehingga mampu menutupi bagian dari keindahan dalam memori. Ketika kesedihan menghasilkan kesakitan sampai ke ulu hati, pada akhirnya sulit sekali untuk menerimanya ada. Melupakan menjadi pilihan, namun melupakan ternyata bukan menjadi solusi kawan. Karena ketika kita berusaha melupakan memori kesedihan itu, bahkan menghapusnya dari data kenangan dalam angan kita, pada saat yang sama kita sedang mengulang kembali memori kesedihan itu, hingga akhirnya rintik air mata tak mampu lagi terbendungi.
Merapihkan kenangan terkadang menjadi hal yang sulit, ketika sifat melankolis dalam diri kita merajai seluruh rasa yang ada. Hingga ketika tersenggol sedikit, semua kenangannya dengan mudah berputar kembali dari titik semuanya bermula. Sehingga seringkali, seseorang yang mengalami amnesia, dapat kembali normal ingatanya dengan mengingat lebih dahulu kesedihan yang pernah ia alami. Sulit dan sakit memang melihat hal itu kembali berputar dalam ingatan, maka tidak menjadi suatu hal yang mengagetkan lagi bila STRESS menjadi salah satu penyebab utama penyakit-penyakit komplikasi yang membawa pemiliknya menuju KEMATIAN.
Ketika ekspektasi kita terlalu tinggi, dengan mudah kita kecewa dan sedih. Semua hal diatas terjadi karena kita belum menyiapkan hati kita diawal untuk menerima kesedihan. Karena itu Allah selalu mengingatkan kita dalam keadaan sulit maupun senang kita harus menyiapkan dua hal : rasa syukur dan sabar. Proses Cleansing dari seluruh masalah yang membuat hati kita gundah dan trauma yang mendalam sebenarnya bisa kita atur, dengan belajar menerima setiap kejadian yang ada. Bukan untuk dilupakan dan dibuang, tapi belajar menerima bahwa semuanya adalah bagian dari potongan mozaik dari hidup kita. Allah tahu yang terbaik buat hidup hambanya, maka yakini itu.
Tangisan bisa saja sejenak menghilangkan seluruh sedih, tapi tak menuntaskan luka sampai keakarnya. Karena itu hati-hati menjaga hati kawan, ketika harapan sedang kita rajut, jangan lupa bahwa dunia ini seimbang, disamping kesuksesan selalu ada kegagalan, sehingga setiap saat kita harus menyiapkan dua hati, menerima kesenangan atau menerima kesedihan. Kekecewaan yang akhirnya hadir dalam diri kita, jangan sampai membawa kita pada kebencian terhadap suatu hal. Cobalah berfikir dari sudut pandang yang berbeda dengan bertanya pada diri, apa saja yang telah kita lakukan untuk membantu semuanya sesuai harapan? Jangan sampai kita menjadi penikmat saja yang mudah sekali kecewa dalam berbagai keadaan. Semua hal yang negatif di dunia ini memang menyakitkan, tapi setiap bagiannya pasti memiliki hikmah yang kelak bisa kita syukuri.
Sehingga sekeruh apapun dunia kita, selalu ada motivasi dalam diri untuk tetap berdiri dengan tegar untuk menyelesaikan setiap masalah yang ada. Tidak ada masalah yang melebihi kuasa hambaNya, jelas tertulis dalam Alqur’an. Maka kuatkan dan lapangkan bahu untuk menerima setiap beban yang ada, dan pelan-pelan membawanya dengan tenang dan rapih. Sehingga kenangan tak lagi jadi musuh yang jahat, yang dengan mudah menyedot semua kebahagian yang telah terpahat dalam memori kita. Semangat mengkondisikan hati ! Biarkan ia ada dan siap untuk bisa menerima semua hal yang masih menjadi rahasia langit..


Minggu, 08 Desember 2013

Strategi Mengatasi Kontroversi Sertifikasi Halal pada Obat


Penduduk Indonesia mencapai 235 juta jiwa, di mana ± 200 juta di antaranya adalah pemeluk Islam. Sehingga, pada era mendatang, konsumen akan semakin kritis. Kesadaran terhadap kehalalan produk yang dikonsumsi menjadi hal utama. Hasil survei LPPOM MUI pada 2009 menunjukkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap produk halal mencapai 70%, dan meningkat menjadi 92% pada akhir 2010. Sayangnya, tingginya minat dan kepedulian masyarakat terhadap produk halal belum diiringi dengan jumlah produk halal yang beredar di pasaran. Saat ini produk yang telah bersertifikat halal MUI baru mencapai  36,37%, dari 113.515 unit produk makanan teregristrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang bersertifikat halal MUI hanya mencapai 41.695 jenis produk. (halalwatch.com)
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 173, “Hanya yang diharamkan atas kamu ialah bangkai, darah, daging babi dan hewan yang disembelih bukan dengan nama Allah melainkan dengan nama berhala. Tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya (mengkonumsinya), sedang ia tiada aniaya dan tiada pula melampaui batas, maka tak ada dosa terhadapnya. Sungguh Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang“.
Abdul Razak, Sekjen MUI menegaskan tidak ada toleransi baik bagi obat-obatan maupun makanan untuk terstandarisasi dari segi kehalalannya. Konsumen Indonesia mempunyai hak untuk mendapat perlindungan terkait jaminan apa yang dikonsumsinya. Obat memang berbeda dengan makanan, bila makanan masyarakat punya pilihan untuk membeli atau membuat sendiri, sedangkan obat, tidak bisa dibuat dirumah seperti makanan, hanya seorang ahli farmasi yang bisa dan mempunyai hak untuk membuat obat. Saat masyarakat sakit dan mendapat resep obat dari dokter, tanpa berfikir halal dan haram pasti akan dikonsumsi oleh masyarakat yang sakit agar mendapat kesembuhan. Karena itulah, masyarakat Indonesia menuntut RUU Sertifikat Halal pada Obat segera disahkan.
Pernyataan  tegas Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi tentang ketidak setujuannya dalam sertifikat halal pada produk obat membuat masyarakat semakin bingung, ada saja yang berpendapat bahwa itu merupakan salah satu cara Menkes mengalihkan isu PKN (Pekan Kondom Nasional) yang sebelumnya mendapat penolakan besar-besaran pula oleh publik. Namun, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian Maura Linda Sitanggang mendukung pernyataan Menteri Kesehatan tersebut dengan mengatakan tak mungkin melakukan sertifikasi halal pada obat-obatan. Formulasi sebuah obat begitu komplek. “Kementerian juga belum siap untuk melihat apakah ada unsur halal atau haram pada sebuah obat,” kata Maura di kantor Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (6/12/2013).
Sebagai seorang farmasi saya mengakui bahwa obat-obatan memang berbeda dengan makanan. Untuk satu obat saja, butuh penelitian bertahun dan dana yang lumayan besar. Semenjak di bangku kuliah, kami memang tidak ditekankan untuk melihat kehalalalan asal bahan dasar obat, Namun di Farmasi UIN kami mendapat mata kuliah Kimia Makanan Halal yang didalamnya diajarkan bagaimana menganalisa kehalalan suatu produk dan bahan dasar apa saja yang memiliki titik kritis kehalalan.
Eksipien yang ada di Dunia saat ini memang dikuasai oleh barat, sehingga bukan asal bahan dasar pembuatanya  yang utama, namun sertifikat standarisasi keamanannya yang menjadi nomer pertama. Seorang farmasi memang diajarkan bagaimana cara membuat obat yang aman, dengan efikasi yang tinggi dan efek samping yang minim. Sehingga mungkin saja ilmuwan barat memilih menggunakan bahan yang tidak halal karena memang hanya bahan tersebutlah yang menimbulkan efek samping yang sedikit, contohnya vaksin virus yang masih menggunakan darah sebagai kulturnya dan enzim babi sebagai katalisatornya.
Akar dari permasalahannya menurut saya pribadi adalah, mendukung pernyataan prof. Hasbullah Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI,  yang menyatakan bahwa saat ini hampir 95 persen bahan baku obat merupakan impor. Sehingga untuk memastikan kehalalan bahan baku obat, harus langsung ke industri yang terkait misal ke Amerika Serikat atau Eropa. Sehingga sampai detik ini yang bisa dilakukan oleh pemerintahan Indonesia adalah menjamin mutu bahan-bahan import tersebut dengan melakukan tes khasiat keamanan dan mutu oleh BPOM.
Ibu Maura juga menambahkan : Tenaga ahli, bisa saja memilih komponen halal sejak awal pembuatan obat. “Tapi kami akan mengalami kesulitan jika mencari sesuatu yang tak ada alternatifnya,” kata dia. Sebenarnya, ahli farmasi sejak awal bisa menghindari bahan yang tak halal. “Tapi new chemical entity yang ada bukan buatan Indonesia.” Sehingga, pemerintah tak bisa mengontrolnya. Wacana sertifikasi halal ini juga banyak menuai kontra dari produsen bahan farmasi, karena dinilai akan mematikan industri farmasi, terutama skala industri kecil menengah.
Sehingga saat tahu kedudukan dari permasalahan ini, menurut saya pribadi adalah RUU Jaminan Produk Halal ini tetap saja harus disahkan dengan diikuti langkah-langkah strategis dari pemerintah Indonesia. Sampai kapan pemerintah akan membiarkan obat-obatan di Indonesia terkesan abu-abu? Masyarakat butuh kepastian, karena selain mengandung babi atau dalam prosesnya menggunakan babi, masih ada bahan dasar lainya yang juga memiliki titik kritis kehalalan, contohnya gelatin sapi yang harus dipastikan sapi tersebut disembelih menggunakan nama Allah atau tidak, obat yang mengandung darah dan bisa hewan buas, contohnya ular, dan lain-lain.
Langkah-langkah dalam penyelesaian masalah ini harus sudah dipikirkan oleh Pemerintah, sehingga ada progress yang akan membawa perubahan dikedepannya, bukan hanya menilai kesulitan dan membiarkan keadaan tetap seperti ini. Menurut saya langkah strategi yang diperlukan adalah pertama, dengan membentuk tim penelitian khusus agar Indonesia dapat memproduksi bahan baku sendiri dan menciptakan bahan-bahan baku yang halal baik dari tanaman atau hewan yang halal di konsumsi. Kedua, ketika pemerintah mewajibkan Industri farmasi untuk mensertifikasi halal pada produknya, maka pemerintah harus berkomitmen dengan memudahkan birokrasi dan mengalokasikan dana dalam pengaudit-an yang diadakan terus menerus dan berkelanjutan, sehingga industri tidak mempunyai alasan dengan merasa terbebani dalam pembiayaannya. Ketiga, menanamkan kepada mahasiswa farmasi atau apoteker akan pentingnya memilih asal bahan baku yang halal pada obat, sehingga mahasiswa akan menjadi garda terdepan pula dalam meneliti bahan-bahan yang dapat menjadi bahan baku dalam obat dan akhirnya Indonesia dapat memproduksi obat-obatan sendiri.
Program BPJS yang akan diadakan 1 Januari mendatang menjadi sorotan karena di program tersebutlah, masyarakat yang sakit akan diberikan obat oleh dokter sesuai dengan ketersediaan produk obat tersebut di Indonesia. Selama proses pencarian obat-obat halal sebagaimana strategi yang saya tawarkan diatas, maka obat yang haram bisa saja dikatakan darurat dan boleh dikonsumsi pasien untuk mencapai kesembuhan. Namun, pilihan akhir kembali diberikan kepada pasien, pasien yang berhak memilih apa saja yang akan ia konsumsi.  

Sabtu, 19 Oktober 2013

Ujian Cinta Nabi Ibrahim as

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS.At Taubah:24)


Setelah diselamatkan oleh Allah dari kobaran api Raja Namrud karena meruntuhkan berhala-berhala, Nabi Ibrahim as menjadi teladan pejuang penegak Tauhid. Puluhan tahun berikutnya adalah masa-masa menyebarkan ajaran Islam bagi Khalilullaah, Sang Kekasih Allah. Puluhan atau bahkan ratusan tahun menyeru kepada agama Allah di tengah kejahilan manusia merupakan tugas yang diemban ‘sendirian’ oleh Nabi Ibrahim as.

Ketika usianya telah menua, keinginan dan harapan untuk memperoleh keturunan semakin besar. “Rabbii hablii minash shalihiin.” Ya Tuhanku, karuniakanlah untukku anak yang shalih, demikian pinta dan doa Nabi Ibrahim as.
Di luar dugaan, karena beliau dan istrinya telah sama-sama berusia lanjut, Allah mengabulkan permohonan tersebut. “Maka kami sampaikan berita gembira kepadanya berupa anak yang shabar.” Bagi Nabi Ibrahim as, Ismail bukanlah sembarang putra, ia adalah jawaban dari bertahun-tahun pengharapan, balasan dari berabad penderitaan, cahaya mata, dan mimpi jadi kenyataan.

Sedikit banyak, Ismail menjadi harapan besar dan curahan cinta dari Nabi Ibrahim as. Seluruh jiwanya seakan terpatri kepada putra semata wayangnya ini.
#UJIAN PERTAMA
 
Tetapi Allah tidak membiarkan keadaan seperti itu berlangsung lama. Allah s.w.t. mewahyukan kepadanya agar keinginan dan permintaan Sarah isterinya dipenuhi untuk dijauhkanlah Ismail bersama Hajar. Maka dengan tawakkal kepada Allah berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah membawa Hajar dan Ismail yang diboncengkan di atas untanya tanpa tempat tujuan yang tertentu. Lalu dii tempat di mana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan disitulah ia meninggalkan Hajar bersama puteranya dengan hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman sedangkan keadaan sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering.

Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih kecil di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir. Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak yang kecil yang masih menyusu. Hajar Berkata : "Mengapa kau tega meninggalkan kami disni?", lalu dia mengulangi pertanyaan itu hingga dua kali, dan Nabi Ibrahim tetap saja diam sambil menyembunyikan kesedihanya yang mendalam, sampai akhirnya Hajar mengganti pertanyaannya "Apakah ini perintah Allah? Jika ini perintah Allah laksanakanlah, karena Aku yakin Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya"

Lalu nabi Ibrahim berkata:"Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah."
Mendengar kata-kata Ibrahim itu segeralah Hajar melepaskan genggamannya pada baju Ibrahim dan dilepaskannyalah beliau menunggannag untanya kembali ke Palestin. Sedang Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya keetika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestin di mana isterinya Sarah dengan puteranya yang kedua Ishak sedang menanti. Ia tidak henti-henti selama dalam perjalanan kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat dan barakah serta kurniaan rezeki bagi putera dan ibunya yang ditinggalkan di tempat terasing itu. Ia berkata dalam doanya:" Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu { Baitullahil Haram } di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mrk mendirikan solat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mrk dan berilah mrk rezeki dari buah-buahan yang lazat, mudah-mudahan mrk bersyukur kepada-Mu."

 #UJIAN KEDUA

Nabi Ibrahim dari masa ke semasa pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk Ismail di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepada puteranya yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu rungsing bila mengenangkan keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus, jauh dari masyarakat kota dan pengaulan umum.
Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah , maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan ,seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah , seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oelh tangan si ayah sendiri.

Namun ia sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah ,menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.
 
Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud:" Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya." Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam {niat} tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya.Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.

Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sgt taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:"Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu , agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar menringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya."Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata:" Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah."

Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.

Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ujian cinta yang sangat berat tekah dilalui dan diajarkan oleh
Abu Al-Anbiya Nabi Ibrahim dengan tetap melaksanakan perintah Allah walau dia harus dijauhkan oleh anak yang selama ini ia tunggu-tunggu kehadirannya dan kemudian perintah untuk menyembelihnya ini. Sungguh cinta Ibrahim kepada Allah lebih besar dibanding cintanya kepada seluruh apapun didunia. Keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan,  

Sebagai penutup, marilah kita intropeksi diri, sudahkah kita mengenal Allah, Tuhan kita, secara utuh, sehingga melahirkan mahabbah (rasa cinta) yang benar-benar terhadap-Nya? Sebab realitas saat ini, banyak orang mengaku Muslim, tapi mereka tampil sebagai penentang Tuhan yang mereka sembah. Banyak orang mengaku cinta pada agamanya dan cinta pada Allah, namun antara lisan dan hatinya tak sesuai dengan ucapannya. Banyak orang memburu wanita pujaanya, bahkan rela mengorbankan nyawanya sendiri. Namun ketika mereka mengaku cinta pada agama dan Tuhannya, tak mampu mengorbankan dirinya sebagai ungkapan "cinta" itu. Semoga bisa meniru Nabiullah Ibrahim alaihi salam. Sehingga selalu dapat bersyukur atas segala cobaan yang Allah beri yang masih sangat jauh dari beratnya ujian orang-orang terdahulu.

sumber :
1. http://majelisribaathulmuhibbiin.blogspot.com/2013/10/ujian-cinta-nabi-ibrahim-as-sang.html
2. http://kisah25nabi.blogspot.com/2007/12/nabi-ismail-as.html
3. http://www.hidayatullah.com/read/14525/06/12/2010/meniru-perilaku-


Jumat, 04 Oktober 2013

#CollaborationInExcellence


         Lembaga Mahasiswa tingkat fakultas ada sudah pasti untuk melayani, adanya menginspirasi dan adanya mengintegrasi. Cita-cita dan harapan seluruh mahasiswa butuh fasilitator untuk terus diasah dan dikembangkan. Sebuah perubahan tidak akan berarti, bila hanya mengandalkan satu orang saja. Semua proses butuh komitmen kebersamaan dan saling bekerjasama. Karena ADA saja, tidak cukup bila tidak mulai melakukan AKSInya dari sekarang. FKIK terdiri dari 4 Jurusan (Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan dan Kedokteran), setiap program studi memiliki kompetensinya masing-masing, namun pernahkan berfikir untuk apa kita disatukan disini? dalam satu fakultas?
            
           Kita dikumpulkan untuk berkolaborasi, saling membantu dan saling melengkapi kawan. Tidak ada yang lebih unggul disini, yang ada adalah profesional di tiap bidangnya. Tanpa dipungkiri Dunia Kesehatan pun, tidak hanya membutuhkan salah satu dari kita saja. Dunia Kesehatan membutuhkan Tenaga Kesehatan yang dapat BERKOLABORASI. Sehingga prinsip IPE (Interprofessional Education) bisa perlahan menjadi budaya dan kedepan bisa kita terapkan di dunia kesehatan yang nyata.

       Profesional dapat dirasa karena adanya KOLABORASI PERAN di dalam suatu organisasi tersebut. Hingga tak perlu takut dengan adanya irisan, karena disanalah sistem itu diinginkan berfungsi. Hingga adanya menghasilkan langkah yang sama, perjuangan yang satu dan ukhuwah yang terukir mendalam. Rasa itu hidup dan terus berkembang karena adanya asa yang kuat untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk sesama. Saling melengkapi dan menutupi setiap kekurangan satu sama lain.

        Karena Excellence itu bukan menjadi ambisi satu orang, tapi menjadi TUJUAN dan GOAL yang ingin kita capai. Mungkin saja kita perlu mundur 3 langkah untuk maju 5 langkah bersama-sama. Tak ada yang perlu ditakuti. Kritikan dan Nasihat adalah hal kecil yang harus kita terima dengan lapang saat kita berazam selalu ingin memberikan kerja yang terbaik. Duri cemooh menjadi hal lumrah dalam berorganisasi, karena tak ada yang sempurna di dunia ini. Hal yang paling menyakitkan adalah ketika merasa tertinggal atau ditinggal, saat tim tak lagi merangkul kepingan-kepingan semangat yang perlu di motivasi.  Karena itu KOLABORASI menuntut kita untuk peduli akan sesama dan selalu berusaha menjaga kesatuan tim yang telah dari awal kita bentuk.   

      Namun Tag line ini bukan bercerita tentang internal BEM FKIK saja,  tapi kita secara keseluruhan, Keluarga Besar Akademika Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Bila ada tali yang dapat selalu menghubungi setiap komunikasi antara mahasiswa 4 jurusan, dosen, dekanat, staff, OB, satpam dll dan menginisiasi kita untuk terus berkolaborasi, insya Allah kedepannya kesejahteraan akan dirasakan oleh kita semua. Dari kita, untuk kita dan oleh kita semua dengan tetap selalu mengharap Ridho Allah.

           Semoga #CollaborationInExcellence ini bisa diterapkan oleh setiap elemen yang ada di FKIK. Hingga tercipta selalu hubungan yang baik antara kita. Semangat!! Hidup Mahasiswa!! 


Jumat, 02 Agustus 2013

#masalah hati part 7




Kata orang wanita selalu butuh kepastian, sedangkan aku pernah merasa tidak membutuhkan suatu kepastian itu. Sepenggal dari masa lalu hatiku, ingin aku ceritakan sedikit saja. Jatuh cinta merupakan hal yang sangat normal yang dirasakan oleh setiap wanita, termasuk juga aku. Setelah acara besar di pondok yang melibatkan santri ikhwan dan akhwat semua itu berawal. Kinerja menuntut interaksi yang intensif, sehingga aku bisa mulai mencair dan tanpa sadar semuanya mengalir. Rasa dekat dan saling memiliki, aku tak membutuhkan status dan apapun itu, karena saat itu menurutku sudah cukup dari nyaman. Sosok diseberang sana justru yang sering menuntut apa status kita atau hal lain yang sering aku abaikan. Alhamdulillah aku termasuk orang yang sangat gengsi, jadi walau kita dekat tapi aku tak pernah menyampaikan apa sebenrnya yang kurasakan, dan mungkin itu salah satu yang membuat ia geram dan khawatir.
Setiap langkah menjalani masa-masa itu, aku terus berfikir dan berfikir. Aku masih memiliki banyak filter yang membuat dan mencoba menciptakan atmosfer pertemanan saja. Puncak dari kisah ini adalah, dia yang akhirnya menuntut sebuah kepastian tentang perasaanku. Disaat yang sama, aku mulai jenuh juga dengan seluruh interaksi itu. Yah, aku pernah merasakan indahnya diperhatikan, senangnya selalu memiliki teman cerita, perasaan sangat butuh pulsa banyak untuk membalas sms, memberikan suatu hal yang special, dan lain-lain. Tapi selalu ada satu hal yang kuat dari relung jiwaku yang membatasi setiap masa itu, yaitu bahwa Aku tidak ingin merasakan DISAKITI, sehingga aku selalu mencoba membuat semuanya berjalan normal selayaknya teman biasa. Satu hal yang membuatku tegar adalah, aku meyakini bahwa “jangan pernah memberikan tempat pada hati kita, ketika orang lain menawarkan suatu hal yang belum pasti menjadi bagian dari masa depan kita”.
Sehingga ketika puncaknya dia menuntut sebuah status karena jarak tempat studi juga harus memisahkan kita *walaupun jujur kita tidak pernah bertemu fisik langsung, hanya saling bertemu saat reuni atau acara angkatan, Aku memilih untuk menghentikan semuanya, semua masa indah itu. Aku tidak mau menjanjikan bahwa suatu saat aku akan menunggunya, aku tidak bisa memastikan bagaimana perasaanku sebenarnya, dan aku meminta kita berdua untuk saling menghapus kontak dan berhenti berkomunikasi bila itu merupakan suatu hal yang tidak penting.
Awalnya aku berfikir, itu hal wajar dan harus dilakukan, dan aku siap dengan semuanya. Namun, ternyata aku akhirnya merasakan sakit hati juga. Ditengah semua hal indah itu hilang, aku seakan harus kembali menata hatiku dari awal, semuanya. Tapi sisi kolerisku membantu banyak untuk menghilangkan rasa sakitnya, aku disibukkan dengan banyak hal di kampus dan semakin lama rasa itu semakin runtuh dan hilang juga
Dan hikmahnya, diakhir sebelum berpisah aku pernah mengatakan “Sekarang mungkin saatnya kita saling menjaga diri dan menata hati, memperbaiki diri dan bila waktunya nanti kita memang jodoh, pasti akan Allah pertemukan lagi”, dan ternyata setelah 1 tahun aku tak pernah memikirnya, ada kabar dari sahabatku didaerah yang sama, bahwa dia kembali dekat dengan seorang akhwat dan akhwat itu merupakan salah satu temanku juga, awalnya sedikit terpukul, tapi akhirnya aku bersyukur pada Allah, karena aku akhirnya memutuskan semuanya sebelum hal yang lebih menyakitkan terjadi.
Poin penting dari kisah diatas adalah jangan pernah menjanjikan hal yang tak bisa kau lakukan, dan jangan pula percaya pada janji yang kamu yakin itu tidak bisa ditepati. Didunia cinta, tidak ada kata menanti dan menunggu, tapi yang ada adalah memperjuangkan atau mempersilahkan. Aku bersyukur karena dari jauh hari sudah kutepis harapan semu yang pernah muncul itu, sehingga semoga semuanya menjadi masa lalu yang bisa menjadi pelajaran. Aku tetap mendoakanya semoga Allah memberikan yang terbaik untuknya. Disaat tersulit itu, kunci pamungkasnya adalah bagaimana kita selalu menata hati, apalagi khusus kaum wanita yang mudah tersentuh dan sangat renta bila dipuja, bagaimana kita membuat hati kita seakan boneka plastik yang bila dibasahi oleh rayuan gombal atau janji-janji semu, semuanya tetap tidak merusakmu, karena nodanya sangat mudah hilang ketika di usap oleh kain, dan kau tetap bisa membuatnya normal kembali.
  
sumber: "aku" disini tidak ingin disebut namanya :)

Minggu, 14 Juli 2013

My journey in pharmacy part 8

Perjalananku di farmasi UIN ternyata sudah terlewat 1 semester lagi, tinggal tersisa 2 semester. Semoga bisa termasuk golongan orang yang lulus tepat waktu..amin :)

Yaps, seperti biasa.. Tulisan ini akan dipenuhi dengan seluruh hal yang wajib disyukuri dalam melewati setiap jenjang yang ada. Alhamdulillah semuanya dapat terlewat dengan berbagai tantangan. lets we start by basmallah..

Bismillahirrohmanirrohim..
Semester ini membawa tantangan yang ternyata semakin berat. Ada mata kuliah Kimia Medisinal, Kimia Makanan Halal 2, Farmakoterapi, Interaksi Obat, Kosmetologi, Praktikum Analisa Instrumen dan lainya. Semuanya merupakan mata kuliah yang menarik dan membuat kami semakin sadar bagaimana seharusnya kompetensi yang dimiliki seorang farmasi itu.

Dokter sering kali membuat resep dua obat sekaligus, jarang sekali obat diberikan tunggal kecuali hanya vitamin. Semakin banyak obat yang diresepkan, semakin berpeluang terjadi interaksi obat. Interaksi obat dapat bersifat sinergis atau antagonis, dan hal itu yang harus diwaspadai. Tapi, ada juga beberapa obat yang memang ditujukan untuk mengantagonis dan bertujuan sbagai pengontrol obat utamanya. Pengetahuan sifat obat inilah yang bisa menjadi salah satu alasan terbesar adanya interaksi antara seorang farmasis dengan tenaga kesehatan lainya. Karena itu pula seorang farmasi yang menjadi panutan dalam merekomendasikan dosis yang tepat untuk pasien..

Farmakoterapi tidak jauh berbeda dengan interaksi obat. di farmakoterapi, kita diajarkan tata pelaksanaan dalam pengobatan terbaik untuk beberapa penyakit yang sangat membutuhkan perlakuan khusus, kita diajarkan mendiagnosa juga apa keluhan dan kelainan cairan tubuh yang harus diatasi, karena keadaan pasien juga mempengaruhi obat apa yang boleh masuk dalam tubuhnya. Pelajaran ini termasuk pelajaran dewa, karena selain kita harus memahami farmakologi tiap obat, kita harus mendiagnosa keadaan pasien, kebayang udh di rmah sakit beneran, salah sdikit bisa fatal akibatnya.. huaaa..

Kimia makanan halal, pelajaran yang paling mengasyikkan ini semakin membuka mataku pribadi untuk terus menyelami bidang ini. Penerapannya yang bergabung dengan analisa instrumen dan teknologi, membuat tidak mudah dicerna setiap tahapan prosesnya, namun ketika kita punya niat yang kuat untuk memberikan yang terbaik untuk Islam, insya Allah semoga dimudahkan prosesnya..

Kosmetologi menjadi penawar stress pada semester ini, karena bahasanya yang menarik dan membuatt selalu penasaran. Disemester ini kita diajarkan membuat sampo, odol, masker, sabun mandi, dan alat kosmetik lainya. dan hasilnya cukup sangat memuaskan. Diakhir praktikum kami ditantang untuk membuat sediaan sendiri dan mempresentasikan hasil formulasi kami, dari segi sediaannya, harga barang dan nilai jualnya. Sungguh menantang kreaktifitas, Ada yang buat odol gellodent, open up, sabun mandi zulaikha, gatsboy hair stylingdll..
nih, salah satu video uniknya buatan Fikry Awaluddin,dkk..
https://www.facebook.com/photo.php?v=4973873392248&set=o.112566415489402&type=3

unik dan sangat kreatif, sungguh niat jualanya..hehe, farmasi..farmasi..

D

an disaat itu, aku seakan menatap masa depan.. Melihat di depan mata bertemu dengan teman2 farmasi 2010 yang udah menjadi orang, memiliki industri sendiri dan sukses.. Ya Allah, semoga ukhuwah diantara kami tetap terjalin satu sama lain hingga nanti waktu harus memisahkan kami..amin..


Hal yang paling mengesankan, yang menjadi penutup tahun ini adalah Acara Second Meet and Great Andalusia 2013, yang di sponsori temen2 beasiswa DEPAG, MUBA dan Palembang.. Subhanallah acara yang luar biasa kreatifnya.. dari Award, Gamesnya, dan terakhir makan-makan yang luar biasanya,, terimakash teman2.. kalian memang HEBAT!!





dan semua itu ditutup dengan video buatan Imam Andalusia.. hehe, 
https://www.facebook.com/photo.php?v=10200176113433175&set=o.112566415489402&type=3
 
Jadi Mahasiswa itu sulit, tapi asyik dijalanin...
Mahasiswa,
Kuliah dulu, Lulus kapan kamu suka



Semoga hasil IP semua temen2 farmasi 2010 di smester 6 ini mendapatkan nilai yang terbaik, amin.. Selamat berlibut kawan2, sampai jumpa di semester 7... :)