Kalau dengar tentang farmasi, apa sih yang teman-teman pikirkan? Pasti
berhubungan dengan bahan-bahan kimia dan obat-obatan atau tak jarang beberapa
orang menyebutnya “tukang obat”. Tapi, tahukah kawan bahwa sebenarnya cakupan
farmasi itu lebih luas dari itu, di farmasi kita belajar tentang tiga bagian:
obat-obatan, kosmetik, dan makanan. Kalau dilihat dari segi mata kuliahnya,
banyak hal yang dapat kita ketahui dalam membicarakan tiga bagian itu. Misalnya
kita belajar tentang anatomi tubuh manusia yang nantinya dapat dihubungkan
dengan proses disolusi obat dalam lambung dan pembuluh darah atau patofisiologi
suatu penyakit. Kita juga dapat belajar tentang jenis-jenis tumbuhan, bagaimana
morfologinya dan kandungannya yang berpotensi sebagai bahan-bahan yang
bermanfaat dalam bidang kefarmasian. Tak jarang pula kita mempelajari daftar
pra-formulasi suatu senyawa zat aktif dan menentukan formulasinya dengan
mempertimbangkan sifat fisika senyawa obat yang dapat kita pelajari di farmasi
fisik, atau sifat kimia suatu obat yang akan kita pelajari di kimia organik.
Pernahkah kalian mendengar kalo
farmasi atau apoteker itu gak akan diakui masyarakat? Atau pernahkah kalian
berfikir kalo apoteker itu kelas dua atau kesekian dibanding profesi kesehatan
lainnya? Pernah mencoba bertanya ke
rakyat dipingggir jalan apakah mereka ngerti apoteker itu apa, dan dapet
jawaban "Yang jualan obat mahal itu kan mbak/mas?" Pernah berpikir
kenapa dunia farmasi di Indonesia gak berkembang dan dapet jawaban karena
industri yang gak berbasis research?
Realitanya memang gak banyak orang yang faham apoteker itu
kerjanya apa. Banyak masyarakat terdidik yang udah melek berita, tahu kalau
selama ini apoteker gak pernah ada di apotek untuk bertanggung jawab atas
segala hal yang terjadi di apaotek. Kita banyak dihujat, karena membuat obat
harganya mahal. Kita kecurian orang luar negeri yang lebih mau meneliti
resep-resep obat tradisional dibanding kita sendiri. Bahkan PP 51 yang mengatur
tentang keprofesian kita "digoyang" oleh beberapa pihak karena banyak
yang gak suka keprofesian apoteker berjalan tegak sebagaimana mestinya.
Menyedihkan banget ya jadi apoteker? Namun apakah kita generasi mudanya mau
berdiam diri aja? Enggak kan?
Farmasi ini dunia kita kawan,
Indonesia itu Negara kita, dan nilai-nilai islam harusnya bisa kita tanamkan
dalam pelaksanaannya. Cuma kita yang ngerti proses perjalanan suatu obat dalam
tubuh. Kita juga lho yang bisa ngatur cara pemakaian obat yang baik untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Apoteker merupakan garda terdepan dalam
proses terapi pasien. Delapan puluh persen biaya terapi adalah harga obat. Kita
yang bisa mengusahakan obat murah dan berkualitas buat masyarakat. Jamu dan
obat tradisional? Cuma Farmassi di FKIK UIN Syarif Hidayatullah yang menanamkan
nilai-nilai islam dan thibun nabawiy dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan,
ditambah lagi dengan adanya
PKL atau praktek langsung di Rumah Sakit waktu semester delapan. Itu bisa
membuat mahasiswa lebih memahami kondisi di lapangan yang sesungguhnya. Kalau
di universitas lain gak ada praktek di Rumah Sakit, adanya waktu profesi
apoteker. Belum lagi Farmasi UIN termasuk universitas dengan alat-alat
instrument yang sudah lengkap, jadi masih minder jadi anak Farmasi? Apalagi
farmasi UIN Syarif Hidayatullah? Kelaut
aje..hehe. Udah bertahun-tahun Farmasi Indonesia berdiri, tapi kenapa dunia
farmasi masih gini-gini aja?
Kita juga sebenarnya punya peluang
besar untuk memperbaiki hubungan dengan profesi kesehatan yang lain. Gimana enggak?
Di UIN itu farmasi dibawah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, dimana di
dalamnya terdapat profesi kesehatan yang lain, seperti pendidikan dokter,
keperawatan dan kesehatan masyarakat. Dan memang suatu peluang besar untuk kita
agar bisa bekerjasama, bersinergis dan menjalin hubungan yang baik dengan
mereka. Sudah cukup dinding batasan diantara kita, karena terkadang timbul
perasaan bahwa mereka lebih hebat dan memiliki peran penting dalam dunia
kesehatan atau memandang remeh profesi mereka. Gimana Farmasi mau maju, kalau
selama perjalanan pelayanan kesehatannya masih ada perasaan seperti diatas?
Kita semua punya peran penting dalam dunia kesehatan jika kita bisa menyadari
hakikat kita di dunia hanya manusia yang lemah yang memiliki tujuan yang sama,
membawa Indonesia menjadi Negara sehat.
Semua
persoalan itu balik lagi ke diri kita masing-masing. Kita punya segalanya,
Indonesia itu termasuk Negara maju yang kaya tumbuh-tumbuhan yang masih
menyimpan banyak rahasia dibalik tampilannya. Kita bisa buat obat-obatan yang
baik dan murah sehingga membuat masyarakat masyarakat sehat dan sejahtera. Lalu
apa lagi yang dipermasalahkan? Masih mau nyalahin pemerintah dengan semua
kejadian ini? Kenapa gak kita mulai dari diri kia sendir? Kita yang katanya
farmasis muda, calon apoteker terbaik bangsa! Sudah cukup menyalahkan generasi
tua, sudah cukup kita menutup mata, hati, dan telinga atas apa yang terjadi di
Indonesia. Kita sebagai generasi muda harus berani dan bangga sebagai calon
garda terdepan perbaikan kesehatan Indonesia. Kita gak akan pernah diakui kalau
kita sendiri gak percaya diri dan menghargai profesi kita sendiri. Just say it loud, in your heart or around the world,
We're proud to be a Pharmacist !!!