Senin, 26 Desember 2011

Kecewa

Kecewa mungkin selalu ada dalam benak kita manusia. Pasti semua orang pernah merasakannya. Dimana saat kita sedang berangan-angan lebih, aau berharap suatu keajaiban terjadi, tapi semuanya tak kunjung muncul, atau bahkan kita sudah yakin bahwa hal itu pasti terjadi, ternyata semua itu pupus dengan kenyataan pahit yang harus kita telan sendiri.

ketika kita mengharapkan nilai yang bagus dari usaha yang luar biasa, tetapi disaat yang sama Allah memberikan hal yang berbeda dari keinginan kita. kadang kita merasa kecewa yang sangat, putus asa, menyalahi takdir, bahkan jadi meragukan kekuasaan Allah.. Naudzubillah..

Ketika semangat itu sedang muncul. dalam 1 bulan bisa membuat 2 cerpen berbeda dengan kata-kata yang sudah dipilih-pilih, hasil didikan Forum pembelajaran selama 1 bulan. Dengan angan-angan akan dimuat dan diterbitkan disalah satu buku yang akan memuat karya tulis dari forum belajar menulis, akhirnya semangat menggebu-gebu lahir dan memberi semangat membuat tulisan, walau ditengah ujian yang menumpuk. tapi harapan besar itu pupus juga seberjalannya waktu. karya yang dimuat justru yang menggunakan halaman sedikit. kadang ada rasa kesalku, ingin berkata: kenapa tidak dari awal saja syarat itu sudah keluar? mengapa harus karyaku yang menjadi korban? mengapa harus aku yang merasakan kegagalan ini? mengapa mereka tidak mengerti perjuanganku saat membuat karya itu?

kadang aku jadi orang yang berbeda saat memikirkan soal KEGAGALAN. Mungkin Allah selalu memberi alur hidup yang lurus untukku, hingga saat aku diuji, kadang batinku belum siap dan bahkan tidak terima dengan ujian ini. contoh kasusku diatas, semua itu cukup membuat aku berhenti berangan menjadi PENULIS TERKENAL. padahal sudah kutanamkan azamku untuk menjadi orang hebat yang namanya bisa abadi, seperti judul blog ini "TAHAPA KEABADIAN". Aku ingin abadi lewat karyaku. aku ingin sekali saja semua keyakinanku ini terbukti dalam hidupku. Tidak selalu pupus ditengah jalan, saat aku mulai mencoba.

Aku bingung, jalur apa yang harus kuambil, hingga tidak ada satupun orang yang mengahargai karyaku. Apakah sungguh tidak berartinya karyaku, hingga semuanya selalu menolak. inilah aku dengan semua kekecewaanku. aku selalu benci melihat kenyataan. aku takut, bahkan selalu ingin melupakan tanggal hasil penilaian tiap karyaku. karena aku takut kecewa lagi..

Tapi kawan, semua itulah yang selama ini membuat aku kalah sebelum berperang. Untuk apa menangis diatas kebahagiaan orang lain. Untuk apa menangis dan tidak menerima kenyataan yang indah ini. Mengapa aku berkata indah? karena kita tidak tahu semua hal yang tejadi dibalik orang sukses itu. Temanku yang baru aku kenal beberapa hari ini, sudah 5 kali cerpennya diterbitkan di republika setelah ia mengirimkan 20 kali karyanya. bahkan seorang Pipiet Senja tidak akan terkenal dan diterima karyanya, klo penerbit tidak mengetahui keadaanya saat itu, keadaan yang harus bertahan menahan penyakitnya. Ilmuwan-ilmuwan dunia pun telah membuktikan bahwa mereka melewati kegagalan yang bertubi-tubi dahulu sebelum meraih kesuksesan. 


Karena kawan, tanpa kita sadari Antr orang gagal dan orang sukses terdapat satu prbedaan, yaitu usahany dalam mencoba. jadi kesimpulannya, buat apa aku harus terlarut-larut dalam kekecewaan? toh aku baru membuat 3 cerpen, aku memang belum sehebat mereka yang karyanya bisa diterima orang banyak. Bahkan aku sekarang yakin, Allah punya rencana lebih indah lewat kegagalan ini, tinggal yakin dan terus berusaha. disetap kejadian pasti ada hikmahnya.


Jika Graham Bell yang TULI bisa memberi kemanfaatan besar untuk orang lain dengan menemukan telepon yang sama sekali tidak berguna bagi dirinya sendiri, bagaimana dengan kita saat ini? apa yang bisa kita lakukan untuk banyak orang di luar sana, yang selalu menunggu kreativitas dan inofatif kita dalam mengubah bangsa Indionesia. Masalah jangan slalu dianggap negatif, karena dengan masalah potensi kita brkembang, otak kita bkrja dan kapasitas kita dlm perencanaan n strategi meningkat.

Salam Perjuangan menuju Keabadian!!
Yusna Fadliyyah Apriyanti
ingatlah,pelaut yang mahir tdk dlahirkan dr laut yg tenang tp dlhrkan di tgah badai yg bergejolak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar