Senin, 17 September 2012

#tolak WTA


Tolak World Tobacco Asia (WTA) Conference 2012 di Indonesia
“Penyelenggaraan WTA 2012 di Indonesia menghina martabat dan
menghancurkan kesehatan bangsa”

Ditengah berbagai upaya perjuangan segenap elemen bangsa untuk meningkatkan dearajat kesehatan bangsa Indonesia, kita kembali dikejutkan dengan sikap pemerintah yang memberikan izin  penyelenggara WTA Conference 2012. Bagaimana bisa pemerintah memberikan izin penyelengaraan kegiatan untuk memamerkan dan mendiskusikan produk yang telah membunuh 521 jiwa rakyat Indonesia setiap harinya. Angka tersebut jauh lebih besar dari korban kematian akibat bencana yang sering menimpa negeri ini.
“Jakarta will, for the second time, be the host city for World Tobacco Asia 2012 and the perfect location to celebrate World Tobacco’s 40th year organising international tobacco events. Indonesia’s cigarette market is considered the world’s fastest developing market. 30 percent of the 248 million adult population smokes which makes Indonesia the fifth-largest cigarette market in the world. Indonesia is a recognized tobacco-friendly market with no smoking bans or other restrictions and regulations in contrast to neighboring ASEAN countries. In 2009, the Asia Pacific region added six million new smokers and will add another 30 million smokers by 2014. Ensure you take advantage of this growing market by exhibiting at World Tobacco Asia 2012.” -dilansir dari laman awal website resmi World Tobacco Asia.(http://www.worldtobacco.co.uk/asia/)
Menggelikan memang, setelah tahun 2010 yang lalu Indonesia bersedih dengan bencana terselenggaranya acara WTA ini, Tahun ini  Indonesia kembali digemparkan dan turun harga dirinya dengan kembali menjadi Negara yang “ramah tamah” dengan acara ini. Setelah 2011 diselenggarakan di Filipina dan mendapat banyak kecaman, WTA kembali diadakan di Indonesia dan kali ini sekaligus perayaan ulang tahun World Tobacco ke-40. Kenapa harus Indonesia? Ironisnya, saat negara-negara lain menolak menjadi tuan rumah atas nama regulasi dan kesehatan bangsanya, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang menerima dengan tangan terbuka.
Indonesia dipilih sebagai ajang pameran rokok karena pemerintah Indonesia dinilai sangat mendukung industri rokok, dan  bahwa Indonesia adalah pasar rokok yang sangat dinamis tanpa adanya kebijakan pengendalian rokok yang tegas. Beberapa masyarakat bertanya, bukankah WTA membantu petani Indonesia? Kenyataanya sebagian besar tembakau diperoleh dari hasil import. Lalu apa sebenarnya tujuan diselenggarakannya WTA? Industrialisasi rokok dan pengukuhan Indonesia sebagai pasar empuk Industri rokok seluruh dunia. Akan dipamerkan peralatan-peralatan canggih yang entah mampu memproduksi berapa juta batang dalam satu detik, yang kemudian akan menggantikan ribuan buruh-buruh linting yang tidak efisien. Akan dibicarakan bagaimana strategi membodohi remaja (khususnya Indonesia) agar menjadi penyembah setia rokok. Bahkan boleh jadi akan terjadi deal-deal politik untuk bersatu saling dukung untuk ‘menjajah’ dan menghisap darah bangsa Indonesia dengan nikotin”, Kata Azhar Nurun Ala, Ketua BEM KM UI. Kondisi tersebut sangat kontras dengan negara tetangga ASEAN lainnya yang telah melakukan upaya pengendalian konsumsi rokok.
 Seperti yang kita ketahui bersama kawan-kawan, Indonesia merupakan salah satu Negara yang tidak pernah menandatangani FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) yang diterbitkan oleh Badan Kesehatan Dunia PBB di Jenewa, Swiss, pada Mei 2003 yang menjadi bukti prasangka Negara lainnya bahwa Indonesia tidak pernah berniat mengurangi tembakau. Padahal, pemerintah memiliki keuntungan banyak dengan menandatanganinya, diantaranya mendapat bantuan teknis mengubah pertanian dan support kepada petani untuk mengalihkan tanamannya dengan tanaman lain. “Negara yang telah menandatanganinya nantinya akan membuat undang-undang secara bertahap dengan konvensi. Antara lain, ia harus membuat kawasan bebas asap rokok dalam tempo lima tahun, menolak iklan rokok dalam tempo lima tahun, dan peringatan kesehatan berupa gambar pada setiap kemasan rokok selama tiga tahun sejak meratifikasi” Ujar Mary Assunta, Direktur Proyek Pengendalian Tembakau Internasional, Dewan Kanker Australia dan Penasihat Kebijakan Senior Aliansi Pengendalian Tembakau Asia Tenggara.
Hal ini tentu berimplikasi memperburuk citra Indonesia di mata internasional. Indonesia juga akan dianggap tidak beradab karena mendukung kematian jutaan manusia yang diakibatkan asap racun candu rokok.
Pelaksanaan WTA Conference di Indonesia untuk kedua kalinya menunjukan kepada kita betapa kuatnya Industri rokok bercokol di bumi pertiwi untuk menjadikan Indonesia sebagai keranjang sampah nikotin dunia. Sebagai kelompok profesi kesehatan, Kami akan menjadi garda terdepan untuk menggagalkan segala upaya yang bertujuan menghancurkan kesehatan masyarakat Indonesia”  papar dr. Adang bachtiar, MPH, Sc.D Ketua KPK-Anti Rokok.
            Maka dari itu, saat ini tugas kita sebagai seorang yang concern di bidang kesehatan adalah menjadi satu kesatuan untuk merealisasikan Indonesia yang Sehat dengan bersama dan bergabung dengan profesi kesehatan lainnya untuk mempromosikan dan terus melakukan tindakan untuk MENOLAK TERJAJAHNYA NEGARA KITA, dengan Tolak World Tobacco Asia (WTA) Conference 2012 di Indonesia.


Yusna Fadliyyah Apriyanti,


***
Daftar Pustaka
-Catatan Azhar Nurun Ala, Menjajah Indonesia Lewat World Tobacco Asia.
-Pers Release Round Table Discussion (RTD) antara KPK-Anti Rokok dengan Kaukus Kesehatan DPR RI tentang penolakan tegas terhadap penyelenggaraan World Tobacco Asia (WTA) Conference 2012 di Jakarta pada tanggal 19 – 21 September 2012.
-Info Forum, Mengejar Laju Kereta Tetangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar