Tolak World Tobacco Asia (WTA) Conference 2012 di Indonesia
“Penyelenggaraan
WTA 2012 di Indonesia menghina martabat dan
menghancurkan
kesehatan bangsa”
Ditengah
berbagai upaya perjuangan segenap elemen bangsa untuk meningkatkan dearajat
kesehatan bangsa Indonesia,
kita kembali dikejutkan dengan sikap pemerintah yang memberikan izin penyelenggara WTA Conference 2012. Bagaimana bisa pemerintah memberikan izin
penyelengaraan kegiatan untuk memamerkan dan mendiskusikan produk yang telah
membunuh 521 jiwa rakyat Indonesia setiap harinya. Angka tersebut jauh lebih
besar dari korban kematian akibat bencana yang sering menimpa negeri ini.
“Jakarta will, for the second time, be the host city for
World Tobacco Asia 2012 and the perfect location to celebrate World Tobacco’s
40th year organising international tobacco events. Indonesia’s cigarette market
is considered the world’s fastest developing market. 30 percent of the 248
million adult population smokes which makes Indonesia the fifth-largest
cigarette market in the world. Indonesia is a recognized tobacco-friendly
market with no smoking bans or other restrictions and regulations in contrast
to neighboring ASEAN countries. In 2009, the Asia Pacific region added six
million new smokers and will add another 30 million smokers by 2014. Ensure you
take advantage of this growing market by exhibiting at World Tobacco Asia
2012.” -dilansir dari
laman awal website resmi World Tobacco Asia.(http://www.worldtobacco.co.uk/asia/)
Menggelikan
memang, setelah tahun 2010 yang lalu Indonesia bersedih dengan bencana
terselenggaranya acara WTA ini, Tahun ini Indonesia kembali digemparkan dan turun harga
dirinya dengan kembali menjadi Negara yang “ramah tamah” dengan acara ini.
Setelah 2011 diselenggarakan di Filipina dan mendapat banyak kecaman, WTA
kembali diadakan di Indonesia dan kali ini sekaligus perayaan ulang tahun World
Tobacco ke-40. Kenapa harus Indonesia? Ironisnya, saat negara-negara lain
menolak menjadi tuan rumah atas nama regulasi dan kesehatan bangsanya,
Indonesia menjadi satu-satunya negara yang menerima dengan tangan terbuka.
Indonesia
dipilih sebagai ajang pameran rokok karena pemerintah Indonesia dinilai sangat
mendukung industri rokok, dan bahwa
Indonesia adalah pasar rokok yang sangat dinamis tanpa adanya kebijakan
pengendalian rokok yang tegas. Beberapa masyarakat bertanya, bukankah WTA
membantu petani Indonesia? Kenyataanya sebagian besar tembakau diperoleh dari
hasil import. Lalu apa sebenarnya tujuan diselenggarakannya WTA? “Industrialisasi rokok dan
pengukuhan Indonesia sebagai pasar empuk Industri rokok seluruh dunia. Akan
dipamerkan peralatan-peralatan canggih yang entah mampu memproduksi berapa juta
batang dalam satu detik, yang kemudian akan menggantikan ribuan buruh-buruh
linting yang tidak efisien. Akan dibicarakan bagaimana strategi membodohi
remaja (khususnya Indonesia) agar menjadi penyembah setia rokok. Bahkan boleh
jadi akan terjadi deal-deal politik untuk bersatu saling dukung untuk
‘menjajah’ dan menghisap darah bangsa Indonesia dengan nikotin”, Kata Azhar Nurun Ala, Ketua BEM
KM UI. Kondisi tersebut sangat kontras dengan negara tetangga ASEAN lainnya
yang telah melakukan upaya pengendalian konsumsi rokok.
Seperti yang kita ketahui bersama kawan-kawan,
Indonesia merupakan salah satu Negara yang tidak pernah menandatangani FCTC (Framework Convention on Tobacco Control)
yang diterbitkan oleh Badan Kesehatan Dunia PBB di Jenewa, Swiss, pada Mei 2003
yang menjadi bukti prasangka Negara lainnya bahwa Indonesia tidak pernah
berniat mengurangi tembakau. Padahal, pemerintah memiliki keuntungan banyak
dengan menandatanganinya, diantaranya mendapat bantuan teknis mengubah
pertanian dan support kepada petani
untuk mengalihkan tanamannya dengan tanaman lain. “Negara yang telah
menandatanganinya nantinya akan membuat undang-undang secara bertahap dengan
konvensi. Antara lain, ia harus membuat kawasan bebas asap rokok dalam tempo
lima tahun, menolak iklan rokok dalam tempo lima tahun, dan peringatan
kesehatan berupa gambar pada setiap kemasan rokok selama tiga tahun sejak
meratifikasi” Ujar Mary Assunta, Direktur Proyek Pengendalian Tembakau
Internasional, Dewan Kanker Australia dan Penasihat Kebijakan Senior Aliansi
Pengendalian Tembakau Asia Tenggara.
Hal ini tentu
berimplikasi memperburuk citra Indonesia di mata internasional. Indonesia juga
akan dianggap tidak beradab karena mendukung kematian jutaan manusia yang diakibatkan
asap racun candu rokok.
“Pelaksanaan
WTA Conference di Indonesia untuk kedua kalinya menunjukan kepada kita betapa kuatnya Industri
rokok bercokol di bumi pertiwi untuk menjadikan Indonesia sebagai keranjang
sampah nikotin dunia. Sebagai kelompok profesi kesehatan, Kami akan menjadi
garda terdepan untuk menggagalkan segala upaya yang bertujuan menghancurkan
kesehatan masyarakat Indonesia” papar
dr. Adang bachtiar, MPH, Sc.D Ketua KPK-Anti Rokok.
Maka dari itu, saat ini tugas kita
sebagai seorang yang concern di
bidang kesehatan adalah menjadi satu kesatuan untuk merealisasikan Indonesia
yang Sehat dengan bersama dan bergabung dengan profesi kesehatan lainnya untuk
mempromosikan dan terus melakukan tindakan untuk MENOLAK TERJAJAHNYA NEGARA
KITA, dengan Tolak World Tobacco Asia (WTA) Conference 2012 di Indonesia.
Yusna
Fadliyyah Apriyanti,
***
Daftar
Pustaka
-Catatan
Azhar Nurun Ala, Menjajah Indonesia Lewat World Tobacco Asia.
-Pers
Release Round Table Discussion
(RTD) antara KPK-Anti Rokok dengan Kaukus Kesehatan DPR RI tentang penolakan tegas
terhadap penyelenggaraan World Tobacco Asia (WTA) Conference 2012 di Jakarta pada
tanggal 19 – 21 September 2012.
-Info
Forum, Mengejar Laju Kereta Tetangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar