Rabu, 26 Oktober 2011

Cerita Pilu di hari Rabu

Hari ini, entah mengapa aku ingin pulang duluan ke kontrakan, rasanya ingin segera mandi di kontrakan. Semunya datang begitu saja, percaya atau tidak percaya, sore itu hatiku sangat pilu, rasanya seperti hujan ikut menangis melihat ku menangis bersama orang-orang yang sudah di tempat kejadian pastinya. Sore itu aku mendapat kabar pilu bahwa sahabatku di Farmasi 2010 telah meninggal dunia, hal itu sangat tidak disangka-sangka, karena baru selang 1 minggu yang lalu dia divonis mengidap penyakit Leukimia (Kanker darah). Dokter telah merekomendasikan agar ia dirawat di Darmais (Rumah Sakit khusus penderita kanker), tetapi sampai detik ia diambil oleh yang Maha Kuasa masih saja belum dipindah, konon katanya di Darmais pun belum ada tempat kosong untuk dirinya. Terhitung 21 hari ia di rawat di RS Fatmawati, semenjak pertama kali masuk tgl 5 Oktober 2011. Selama 2 minggu pertama dokter masih keheranan dengan penyakitnya, selama itu ia masih diberi obat biasa untuk penurun panasnya =Paracetamol. Setelah 3 minggu baru dokter bisa dengan berani mengatakan bahwa Millah terkena Leukimia. Sungguh kaget kita teman-teman sekelasnya setelah mendengar hasil vonis dokter.

Millah, temanku itu sangatlah rajin, setiap harinya bisa ia habiskan waktunya untuk belajar. Bahkan bisa tidur sampai larut malam dan rebahan diatas lantai. Ia memang dikenal dengan prestasinya yang selalu terdepan, bahkan bisa dibilang ia termasuk golongan Mahasiswa yang sangat Study Oriented, tapi itu bukanlah suatu hal yang buruk, karena selama ini bisa ia amalkan semua yang pernah ia pelajari. Aku pernah mendengar, kita akan menemui ajal kita dengan semua kebiasaan yang sering kita lakukan. Saat ini, hal itu terbukti pada temanku Millah, selama ia sedang berjuang melawan penyakitnya hal yang sering ia ingat adalah belajar, bahkan nama dosen pun sering ia sebutkan, selama tidur yang sering ia ngigaukan tentang pelajaran. Subhanallah, sungguh temanku yang sangat baik, memperjuangkan hidupnya demi menuntut ilmu sampai keliang lahat.

Hari ini sehabis dzuhur, aku mendapat sms bahwa kondisi Millah semakin menurun, tak henti do'a untuk Millah terus kupanjatkan, Ternyata selama itu pula disisi yang berbeda, Ibunya yang selama ini setia menemaninya sedang membacakan dan terus menuntunya membaca al-qur'an dan bersyahadat. Tepat jam 3 kurang, saat sebelum sholat ashar ia menutupkan matanya, menghembuskan nafas terakhirnya dengan batuk penutup syahadatnya, tak kusangka semua prosesnya sangatlah mudah, semua proses Sakaratul mautnya, semuanya dimudahkan oleh Allah. Setelah dimandikan dan dikafani, alhamdulillah kami bisa menyolatkannya, Itulah tujuanku saat akhirnya sore itu aku meninggalkan 3 jadwal syuroku, melihat semua proses dan tahapannya, membuat hatiku tenang sampai detik ini melihatnya, mengenangnya. Walau belum sempat melihatnya dimakamkan, karena jenazah harus dibawa ke Jawa, tapi yang kutahu, hari ini banyak sekali orang yang mengantarkannya, menyolatkannya, dan selalu mendo'akannya.. Selamat Jalan Millah Maftuhatunni'mah, kami selalu menyayangimu.. Sudah cukup banyak kenangan yang telah terukir selama 1 tahun ini, yang selalu membawa kami mengenang semua kebaikanmu.. Hari ini bagiku, kau lah inspirasiku dan mungkin banyak orang diluar sana, hanya 21 Hari Allah mengujimu dan Ia cepatkan prosesnya, sungguh 1 hal yang langka dan sangat diidamkan banyak orang.. Allah selalu tahu setiap amal hambanya..

2 komentar:

  1. Subhanallah,.. Semoga Allah menempatkan dia di tempat yang sebenar-benarnya, Amin.

    BalasHapus