Jumat, 03 Juli 2009

Wanita dalam Science

Klo denger Science,, mungkin ada sebagian orang yang beranggapan klo Science lebih identik ma laki-laki, tapi.. buat para ladies,, jangan berkecil hati dulu, bukan berarti peluang kalian sebagai pecinta Science yang bsa ngehasilin something spektakuler,,
coz,, dari dulu, wanita juga udah ngebuktiin klo, nggak hanya laki-laki yang udah ngehasilin something yang berguna di dalam dunia Sains ini,,

jadi,, kita juga sebagai wanita,, musti tetep termotivasi,, klo emang kalian mengakui diri kalian itu pecinta Sains sejati,,
seperti wanita di bawah ini, contoh-contohnya..

Maria Curie

Maria Skłodowska-Curie (7 November 18674 Juli 1934) adalah perintis dalam bidang radiologi dan pemenang Hadiah Nobel dua kali, yakni Fisika pada 1903 dan Kimia pada 1911. Ia mendirikan Curie Institute. Bersama dengan suaminya, Pierre Curie, ia menemukan unsur radium.

Curie adalah salah satu dari sedikit orang yang memenangi dua Hadiah Nobel dalam dua bidang, adalah salah satu peneliti terpenting dalam bidang radiasi dan efeknya sebagai perintis radiologi. Catatan miliknya bersifat radioaktif, sampai baru-baru ini seorang cucu perempuannya mendekontaminasinya.

Marie Curie dibesarkan di Polandia dalam keluarga guru. Karena krisis di Polandia, ia jatuh miskin dan harus hidup hemat. Yang lebih menyedihkan lagi, ia harus sembunyi-sembunyi untuk belajar ilmunya. Pada tahun 1891 Marie melanjutkan studinya tentang Fisika dan Matematika di Universitas Sorbonne. Baru setelah dia pergi ke Paris untuk sekolah di Universitas Sorbonne maka dia dapat lebih leluasa untuk melakukan riset sampai akhirnya dari bekalnya itu dia mampu mengisolasi radium dari laboratorium tuanya yang sederhana; dari sinilah awal kepopulerannya.

Dedikasinya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Sampai saat ini, belum ada lagi seorang perempuan dengan talenta dan dedikasi yang demikian besar terhadap ilmu pengetahuan.Marie Curie terus bekerja dan menyelediki nuklir dan radioaktif hanya di dalam laboratorium sederhana tanpa mau memikirkan diri sendiri. Bahkan ia tidak mau mendaftarkan penemuannya ke paten karena terlalu berpegang teguh pada prinsip, "ilmu pengetahuan adalah untuk umat manusia".

Rosalind Franklin

Rosalind Franklin (1920-1958) ialah seorang ilmuwati yang mengadakan penelitian tentang struktur DNA bersama Francis Crick, James Watson, dan Maurice Wilkins dengan difraksi sinar X.

Rosalind Franklin selalu menyukai fakta. Ia berpikir logis dan tepat, dan tak sabar dengan hal-hal yang sebaliknya. Ia memutuskan menjadi ilmuwan saat berusia 15. Ia lulus ujian masuk Universitas Cambridge pada tahun 1938, dan mencetuskan krisis keluarga. Walau keluarganya berada dan memiliki tradisi jabatan pemerintahan dan kedermawanan, ayahnya tak menyetujui pendidikan perguruan tinggibuat wanita. Ia menolak membayar. Seorang bibi turun tangan dan berkata Franklin harus mendapat pendidikan, dan ia akan menanggung biayanya. Ibu Franklin juga berpihak padanya sampai akhirnya ayahnya mengalah.

Perang Dunia II pecah di Eropa pada tahun 1939 dan Franklin tinggal di Cambridge. Ia lulus pada tahun1941 dan mulai bekerja berbekal gelar doktornya. Karyanya berfokus pada masalah perang: sifat batu bara dan arang kayu serta bagaimana menggunakannya secara efisien. Ia menerbitkan 5 karya pada mata kuliah itu sebelum ia berusia 26 tahun. Karyanya tetap dikutip kini, dan membantu mengajukan bidang serat karbon yang kuat. Pada usia 26, Franklin menerima gelar Ph.D. dan perang barusan selesai. Ia mulai bekerja dalam difraksi sinar-X -- menggunakan sinar X untuk membuat gambar zat padat yang dikristalkan. Ia memelopori penggunaan metode ini dalam menganalisis bahan yang rumit dan tak teratur seperti molekul biologis yang besar, dan tak hanya kristaltunggal.

Ia menghabiskan 3 tahun di Prancis, menikmati suasana kerja, kebebasan masa damai, masakan dan budaya Perancis. Namun pada tahun1950, ia sadar bahwa jika ia ingin membuat karir ilmiah di Inggris, ia harus kembali. Ia diundang ke King's College di London untuk bergabung dengan kelompok ilmuwan yang sedang mempelajari sel hidup. Pemimpin tim menugasinya berkarya pada ADN dengan mahasiswapascasarjana. Asumsi Franklin ialah bahwa ini merupakan proyeknya sendiri. Salah satu laboran, Maurice Wilkins, sedang berlibur saat itu, dan saat ia kembali, hubungan mereka berantakan. Maurice berasumsi Franklin akan membantu kerjanya; Franklin berpendapat ia akan menjadi satu-satunya orang yang berkarya pada asam deoksiribonukleat. Mereka memiliki perbedaan kepribadian yang kuat juga: Franklin lugas, cepat, menentukan, dan Wilkins pemalu, spekulatif, dan pasif. Hal ini akan memainkan peran di tahun-tahun mendatang perlombaan terbuka untuk menemukan struktur DNA.

Franklin membuat kelanjutan dalam teknik difraksi sinar-X dengan DNA. Ia mengurus alat-alatnya untuk menciptakan sorotan sinar-X yang amat tajam. Ia mengekstraksikan serat DNA yang baik daripada yang pernah sesungguhnya dan menyusunnya dalam buntelan paralel. Dan ia mempelajari reaksi serat pada keadaan lembab. Seluruhnya memungkinkannya menemukan kunci penting atas struktur DNA. Wilkins menerima datanya, tanpa pengetahuannya, dengan James Watson dan Francis Crick, di Cambridge University, dan mereka saling mendahului dalam perlombaan itu, kemudian menerbitkan struktur DNA yang diajukan pada Maret 1953.

Hubungan yang tegang dengan Wilkins dan aspek lainnya pada King's College (ilmuwati tak diizinkan makan siang di ruangan umum di mana ilmuwan makan, sebagai contoh) membuat Franklin mencari kedudukan lain. Ia mengepalai kelompok risetnya sendiri di Birkbeck CollegeLondon. Namun kepala King's membiarkannya berbicara terus pada keadaan di mana ia takkan bisa bekerja pada DNA. Franklin kembali pada studinya tentang batu bara dan juga menyelesaikan kerja DNA-nya. Ia mengalihkan perhatiannya ke virus, menerbitkan 17 kertas kerja dalam 5 tahun. Penemuan kelompoknya meletakkan dasar penemuan virologi struktural.

Selama dalam kunjungan profesional ke Amerika Serikat, Franklin merasa sakit yang segera diketahuinya kanker rahim. Ia terus berkarya sampai 2 tahun berikutnya, melalui 3 operasi dan kemoterapi eksperimental dan remisi 10 bulan. Ia berkarya sampai beberapa minggusebelum kematiannya pada tahun 1958 pada usia 37.


Emmy Noether

Emmy Noether adalah seorang genius di bidang matematika. Ayahnnya Max Noether, merupakan profesor matematika terkemuka di Erlangen, Jerman. Ibunya bernama Ida Kaufmann. Emmy merupakan anak sulung dari empat bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya.

Emmy kecil memulai pendidikan formalnya di Hohere Tochter Schul di Erlangen antara tahun 1889 hingga 1897. Ia belajar bahasa Jerman, Inggris, dan Prancis. Ia juga belajar aritmatika dan piano. Emmy muda memiliki cita-cita untuk menjadi guru bahasa setelah dewasa. Namun, ia kemudian memilih jalan terjal dalam hidupnya dengan memutuskan untuk menjadi seorang ahli matematika. Profesi yang tidak lazim bagi seorang perempuan di zamannya.

Untuk meraih cita-citanya, Emmy menghadiri kuliah-kuliah di Universitas Erlangen dari tahun 1900 hingga 1902. Ia tidak mendaftar secara resmi di sana karena perempuan tidak diperkenankan untuk memasuki universitas pada waktu itu. Di kelasnya, Emmy merupakan satu dari dua perempuan di antara ratusan laki-laki.

Pada tahun 1903, Emmy pindah ke Gottingen, sebuah universitas bergengsi di Jerman. Di Gottingen, Emmy menghadiri kuliah dari para matematikawan terkemuka di dunia pada saat itu, seperti David Hilbert, Felix Klein, dan Herman Minkowski. Emmy kembali lagi ke Erlangen tahun 1904 ketika akhirnya perempuan diperkenankan untuk mendaftar di universitas. Emmy akhirnya mendapat gelar doktornya pada tahun 1907 dari Universitas Erlangen di bawah bimbingan Paul Gordan.

Setelah mendapat gelar doktornya, Emmy mengajar di Universitas Erlangen dari tahun 1908 hingga 1915 tanpa dibayar. Pada saat inilah Emmy mulai melakukan riset dalam bidang aljabar bekerja sama dengan Ernst Otto Fischer.

Pada tahun 1915, matematikawan besar David Hilbert mengajaknya untuk mengajar di Universitas Gottingen. Pada saat itu, kebijakan senat Universitas Gottingen tidak mengizinkan perempuan untuk menjadi dosen. Para pendukung kebijakan ini menganggap memiliki seorang dosen perempuan merupakan suatu hal yang memalukan bagi Jerman. Mereka menganggap para prajurit Jerman yang baru pulang dari perang akan merasa malu ketika mengetahui mereka harus belajar di bawah kaki seorang perempuan di universitas.

David Hilbert menentang keras pandangan ini. Bahkan Albert Einstein mendukung Hilbert dan terus membujuk pihak senat untuk menerima Noether sebagai dosen di Gottingen. Hilbert mengatakan, gender tidaklah menjadikan Emmy Noether sebagai kandidat yang diragukan untuk menjadi dosen di Gottingen.

Setelah berusaha keras, akhirnya perjuangan mereka membuahkan hasil. Pada tahun 1919, Emmy akhirnya mendapat tempat di Gottingen meskipun dengan gaji yang relatif kecil. Sebelum tahun 1919, Emmy harus mengajar di bawah nama David Hilbert.

Sumbangan besar Emmy Noether dalam bidang matematika merupakan landasan bagi fisika modern. Dalam suratnya kepada David Hilbert, Albert Einstein mengatakan, sumbangan Emmy Noether yang disebut dengan Teorema Noether ini sebagai pemikiran yang jauh menyelami matematika.

Sumbangan Emmy menunjukkan bagaimana indahnya matematika. Teori ini berkenaan dengan simetri dan berhubungan erat dengan hukum kekekalan dalam fisika.

Setelah diterima secara resmi di Universitas Gottingen, Emmy terus menunjukkan prestasinya dengan memberikan sumbangan bagi perkembangan teori aljabar modern. Emmy juga menjadi redaktur jurnal Matematische Annalen. Pada tahun 1928, Emmy diminta untuk memberikan ceramah dalam Kongres Matematika Internasional di Bologna, Italia dan juga empat tahun kemudian dalam kongres yang sama di Zurich. Pada tahun 1932, Emmy menerima Alfred Ackermann-Teubner Memorial Prize atas sumbangannya bagi ilmu matematika.

Masa emasnya di Jerman berhenti ketika Nazi mulai berkuasa. Emmy yang keturunan Yahudi akhirnya harus meninggalkan Jerman dan pergi ke Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, Emmy diterima sebagai profesor di Bryn Mawr College, Pennsylvania. Selain itu, Emmy juga mengajar diInstitute for Advanced Study, Princeton.

Pada tahun 1935, Emmy menjalani operasi pengangkatan tumor di saluran rahimnya dan akhirnya meninggal akibat infeksi pascaoperasi pada tanggal 14 April 1935.***

dan masih banyak lagi..

seperti:

1. Hedy Lamarr

2. Lise Meitner

3. Barbara Mc Clinkton

dll...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar