Hari ini bertepatan dengan 10 Dzulhijah 1432. Suasana klimaks setelah hari sebelumnya tanggal 9 Dzulhijah, jama'ah haji melaksanakan wukuf di Arafah.Wukuf adalah kegiatan utama dalam ibadah haji. Bahkan, inti ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah.
Bila dalam rangkaian kegiatan haji jamaah tidak dapat melaksanakan
wukuf dengan baik, maka tidak sah ibadah hajinya. Wukuf dilaksanakan
hanya pada satu hari (siang hari) pada tanggal 9 Dzulhijah pada penanggalan Hijriyah. Cara pelaksanaan ibadah wukuf ini adalah dengan berdiam diri (dan berdoa) di padang luas di sebelah timur luar kota Mekkah, Arab Saudi.
Di daerah terbuka yang gersang tanpa bangunan inilah, lebih dari dua
juta umat Islam dari berbagai pelosok dunia selalu berkumpul tiap
tahunnya melaksanakan wukuf.
Wukuf adalah puncaknya haji. Secara fisik, wukuf Arafah adalah puncak
berkumpulnya seluruh jamaah, yang berjumlah jutaan, dari penjuru dunia
dalam waktu bersamaan. Secara amaliah, wukuf Arafah mencerminkan puncak
penyempurnaan haji. Di Arafah inilah Rasulullah menyampaikan khutbahnya
yang terkenal dengan nama khutbah wada’ atau khutbah perpisahan, karena
tak lama setelah menyampaikan khutbah itu beliaupun wafat. Di saat itu,
ayat Al-Qur’an, surat al-Maa’idah ayat 3 turun sebagai pernyataan telah
sempurna dan lengkapnya ajaran Islam yang disampaikan Allah SWT melalui
Muhammad saw. Firman Allah SWT : “..Pada hari ini telah Ku-sempurnakan
untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah
Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu….” (Al-Maa’idah:3)
Suasana klimaks selanjutnya ialah pada tanggal 10 hingga
13 Dzul-Hijjah, yakni ketika mereka mabit di Muzdalifah, melontar jumrah
di Mina, dan melaksanakan thawaf ifhadah dan sa’I di Masjidil Haram di
Mekkah. Disaat yang bersamaan seluruh muslim di berbagai tempat melaksanakan Sholat Iedh dan Ibadah Qurban.
Banyak hikmah dari Idul Qurban sendiri, beberapa hikmsahnya adalah:
1. mendekatkan diri atau taqarrub kepada Allah atas segala kenikmatan yang telah dilimpahkan-Nya yang jumlahnya demikian banyak
2. dalam rangka menghidupkan sunnah para nabi terdahulu, khususnya sunnah Nabi Ibrahim, yang dikenal sebagai Bapak agama monoteisme (Tauhid)
3. dalam rangka menghidupkan makna takbir di Hari Raya Idul Adha, dari tgl 10 hingga 13 Dzul-Hijjah, yakni Hari Nasar (penyembelihan) dan hari-hari tasyriq
4. Hari Raya Q urbanpun merupakan Hari Rayayang berdimensi sosial kemasyarakatan yang sangat dalam, dan masih banyak lagi.
Alhamdulillah, saya pribadi masih bisa melaksanakan Sholat Idul Adha dan dihari sebelumnya sempat berpuasa. Tahun ini mushola di dekat rumah saya, mulai diluaskan maknanya menjadi Masjid Al Ikhlas. Di masjid Al Ikhlas telah di qurbankan 24 kambing dan 6 Sapi. Alhamdulillah Ibu, Kakek, dan juga kakak saya ikut berqurban di masjid ini. Ibu dan Kakek saya mengurbankan 2 ekor kambing, sedangkan kakak kedua saya mengqurbankan 1 ekor sapi hasil urunan dengan 6 warga lainnya. Tahun ini, saya dan keluarga harus merayakan Idul Adha tanpa kehadiran ayah saya, karena tahun ini beliau melaksanakan Idul Adha di kebumen, tempat tinggal masa kecilnya. Disana ayah saya mengqurbankan 1 ekor kambing atas nama ayah dan kakak pertama saya.
Tahun ini dan tahun-tahun kemarin, mungkin saya belum memahami benar-benar makna berqurban. Belum pernah keluarga saya mengatas namakan saya dalam qurbannya. Dari situlah muncul azam saya untuk dapat berqurban tahun depan. Mencoret mimpi ke 82 saya, berqurban atas nama saya. Insya Allah 1 ekor sapi hasil urunan sekeluarga dan kakek. Semoga Idul Adha tahun depan rencana ini dapat terwujud. Semuanya butuh perencanaan, semoga bisa mengumpulkan uang 1,2 juta untuk qurban tahun depan. Semangat... :)
Yusna Fadliyyah Apriyanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar